Mengenai Takdir

931 Words
diperbaiki dengan beragam cara, namun uang adalah cara baru yang lebih cepat untuk menambahkan hal baru dalam keinginan dan hasrat dari diri sendiri. Uang yang membuat orang jatuh dan bangun dalam membangun semuanya yang membuat mereka adalah suatu adalah berharga. Tahukah kamu dari mana uang, saat Uwing akan menjadi salah satu solusi permudahan transaksi. “Ayo, sayang. Mama udah siap ini”. “Iya Ma, saya juga sudah siap”. Nirmala keluar kamar. Mengenakan stelan hijau mudah yang lembut dengan aksesoris berupa gelang emas di pergelangan tagannya, terlihat sangat cantik dan menawan. Seperti bidadari yang selalu dibicarakan oleh semua penduduk bumi bahwa mereka nyata adanya. “Anak Mama cantik banget”. Puji mama terlihat begitu kagum melihat kecantikan putrinya sendiri. “Mama juga sangat cantik banget”. Kata Nirmala memperhatikan mamanya yang memakai setelan warna silver, sangat menawan. Sangat indah dilihat mata. “Yuk, Jalan”. Mereka berdua menuju garasi. “sebaiknya kita pakai taksi online saja agar tidak rempong”. Nirmala dengan sigap mengeluarkan ponselnya dan memesan taksi online menuju mall terbesar dikota ini. Setelah menunggu 10 menit, taksi online itu tiba dan mengantar kedua perempuan itu menuju ke mall. Mall terbesar di kota ini, semua tersedia. Semua terlihat sangat menarik dan nyaman. Semua merupakan kebutuhan hidup yang di satukan dalam pusat perbelanjaan. Sangat memanjakan. Keduanya memasuki mall tersebut dengan tennag, mulai menyusuri toko-toko pakaian. Terus melangkah, tidak berhenti. Seakan di ujung sana ada magnet yang membawa mereka untuk tetap berjalan ke arah sana. “Mama, mau ke mana?” Tanya Nirmala, karena keempat kaki itu terus berjalan tanpa henti bahkan membelokkan kakipun di salah satu jajaran toko pun tidak dilakukan. “Mama hanya pengen jalan-jalan saja”. Kata Mama, sepertinya kebahagiaanya mulai berkurang. “Ayo beli parfum”. Kata Nirmala “Ayo”. Kata mama sepakat, seakan menemukan ide untuk membelanjakan uang. Mereka pun melangkahkan kaki menuju toko parfum. Di sana ada beragam parfum yang sesuai dengan aroma kesukaan pria ataupun wanita. Keduanya mulai memilih parfum sesuai dengan yang mereka inginkan. Mulai menciumi aroma-aroma yang menguar dari botol-botol mungil. “Sudah dapat, Ma”. Kata Nirmala sambil berbalik badan. Tidak sengaja matanya beradu dengan seorang pria yang dikenalnya, yang ditemuinya kemarin. Nirmala hanya mematung. Pria itu pun terlihat kaget dan terpaku menyaksikan Nirmala yang mematung. Keduanya saling bertatap tanpa ada kata, padahal jaraknya hanya berkisar dua setengah meter dan terhalang oleh rak botol tersusun rapi diantara keduanya yang setinggi satu setengah meter. Nirmala diam, dia hanya memandang ke arah pria tersebut. Menunggu apa yang akan terjadi. Pria itu pun melihat ke arahnya tanpa memedulikan disekitarnya dan akhirnya, Dua perempuan saling betegur sapa tidak jauh dari mereka. Suaranya renyah seakan teman lama yang baru berjumpa. Nyatanya mereka baru saja berjumpa kemarin, menghabiskan berjam-jam untuk menikmati pesta di rumah Sari. Itulah kedua ibu pria dan wanita saling bertatap. “Nak, sini”. Panggil kedua wanita itu untuk masing-masing anaknya. “Oh, ini anak kamu”. Mereka saling bersalaman diantara perempuan. Menyapa dengan ramah, ada rasa keluarga diantara mereka, sedangkan ada kikuk diantara anak muda itu. “Budi Harun”. Kata pria itu memperkenalkan diri kepada perempuan paruh baya. Begitupula yang dilakukan oleh Nirmala. Memperkenalkan diri. Mereka bercakap-cakap menanyakan kabar. Apakah hari ini cukup menyenangkan bagi mereka. “Kapan-kapan mampir ke rumah, ya. Silaturahmi”. Ajak Ibu Budi Harun “Insya Allah”. Ibu Nirmala menyambut dengan senyum bahagia. “Saya senang bertemu dengan kalian. Mari!” Mereka berpisah untuk mencari belanjaan mereka masing-masing. Nirmala dengan ibunya masih berkutat memilih parfum yang tersedia. Mereka mendapatkan tiga botol parfum yang berbeda. Ketiganya telah dibayar dan pindah tangan. “Saya senang banget sama aroma parfum ini”. Kata Nirmala sembari menciumi tangan kirinya yang telah diolesi oleh parfum. “Mana”. Ibunya ikut mencium aroma parfum yang berada ditangan anaknya “Iya, aromanya sangat enak”. Aroma dari wangi melon. Buah segar sangat bagus dihidangkan menjadi es buah untuk dinikmati pada siang hari. “Parfumnya mama juga bagus”. Kata Nirmala. Aroma mawar putih, menyeruak memberikan kesegaran bunga dan membuat mood semakin baik. “Kamu bisa memakainya jika mau nanti”. Kata Mama menawarkan parfumnya, padahal mama sering ke rumah Nirmala untuk mendapatan beberapa semprotan aroma dari botol koleksi nirmala. Bahkan tidak segan-segan parfum itu berpindah dari kamar satu ke kamar lainnya. Bagi Nirmala, parfum adalah dunia yang terindah. Adanya parfum membuat dunia ini semakin menawan. Dia tidak pernah segan mendapatkan berbagai macam parfum mulai dari aroma bunga, buah, rumput, rempah. Semua dikoleksi hanya untuk menyenangkan dirinya sendiri. Ada kesenangan saat dirinya berorama sesuai dengan seleranya. Itu memberikan, rasa berbeda. Aroma tersebut memang memberikan rasa yang berbeda pada hati. Bahkan pikiranpun ikut berileks ria saat aroma itu menyentuh indra penciumnya. “BTW apakah kamu mengeal Budi Harun”. Tanya mama mulai bergosip “Iya, Ma”. “Kemarin mamanya bilang, pengen cari menantu?” “Mamanya yang cari menantu, apakah anaknya juga sedang mencari istri?” Tanya Nirmala menyelidik “Itulah mama tidak tahu”. Kata Mama “Coba kamu kenalan sama dia”. “Udah kenal, Ma”. Kata Nirmala “Kali aja kamu cocok sama dia. Keliatannya anak yang baik”. Kata Mama Nirmala diam tidak menanggapi. Semua sudah berlalu dan dia tidak ingin mengulang semua dari awal. Tidak ada yang mengetahui mengenai takdir yang maha kuasa. Kalau memang ditakdirkan untuk bersama, tentu selalu ada jalan menuju kesana. Nyatanya Nirmala pernah tergila-gila dengan lelaki itu. Baginya dia adalah seorang pangeran yang pernah membuat hatinya bertekuk lutut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD