Sebanyak apapun teman baru tidak dapat menggantikan seorang sahabat yang sudah lama dikenal,walaupun kecemburan itu ada di antara persahabatan. Karena tidak rela sahabatnya mempunyai teman baru dan melupakannya.
***
Author POV
Bella akhirnya mengantarkan Talia pulang dan tidak memikirkan hal tadi karena dia tau tipikal Talia itu tidak bisa dipaksa. Pasti nanti dia akan menceritakan semuanya.
"Aku enggak akan maksa kamu buat cerita, Tal, karena aku tau enggak semua masalah harus diceritakan. Semoga besok kamu bisa kembali menjadi Talia yang ku kenal. Sekarang kamu masuk gih," suruh Bella membuat Talia sedikit tidak enak.
"Maafin aku bel."
"Udah nggak papa sekarang masuk gih, aku pamit pulang dulu ya, salam sama ayah bunda kamu, Assalamu'alaikum. "
" Wa'alaikumsalam, nanti aku sampein hati hati Bel," kata Talia dan Bella hanya mengangguk dan segera berjalan meninggalkan rumah Talia.
Talia segera masuk kerumahnya dan ternyata kedua orang tua nya sedang duduk berdua diruang tamu, Talia segera menghampiri kedua nya untuk bersalaman.
"Assalamu'alaikum ... Yah, Bun."
"Wa'alaikumsalam," jawab mereka.
"Kamu baru pulang?" tanya ayahnya.
"Iya, Yah, Talia pamit ke atas dulu buat bersih-bersih ya."
"Jangan lupa makan, Talia," kata bundanya mengingatkannnya.
"Iya, Bun." Talia segera menuju kamarnya untuk mandi dan mengistirahatkan badannya.
.
.
.
"Bun ada yang aneh sama Talia?" tanya suaminya.
"Iya yah matanya sembab kayak habis nangis," jawab istrinya.
"Samper dia, Bun. Mungkin dia butuh seseorang untuk mencurahkan perasaannya. Dan kamu Bundanya sama-sama perempuan mungkin lebih bisa tahu perasaannya," perintah suaminya yang langsung dikerjakan oleh istrinya.
"Iya, Yah."
Bunda nya segera menuju ke kamar Talia dan langsung masuk, karena pintu kamar yang tidak kunjung dibuka terpaksa bundanya langsung masuk Saja.
Terdengar gemericik air dari kamar mandi, bundanya yakin anaknya itu sedang Mandi, lebih baik dia melihat-lihat isi kamar anaknya yang penuh foto-foto bersama keluarga maupun temen dan sahabatnya.
"Loh bunda ngapain?" tanya Talia yang melihat bundanya ada di kamarnya.
"Ahh, enggak, Bunda cuma pengen lihat-lihat kamar kamu aja," ucap Bundanya sambil mengamati ruang kamar anaknya.
"Ooh gitu," kata Talia sambil mengeringkan rambutnya.
"Gimana sekolah kamu nak?" tanya Bundanya.
"Baik bun."
"Sini sayang bunda sisirin." Talia mengangkat alisnya bingung.
"Bunda kenapa?" batin Talia.
"Bunda nggak papa kok sayang, emang salah ya kalo seorang ibu menyisirkan rambut anaknya?" tanya Bundanya yang tau pikiran anaknya itu.
"Ya ... ya ... ya ... enggak si bun, cuma yaudah deh," kata Talia pasrah.
Bunda nya mulai menyisirkan rambutnya, "Bunda kenapa si kok aneh?" tanya Talia bingung mengerutkan keningnya.
"Nggak papa, Bunda cuma kangen aja, udah lama enggak kayak gini," ucap Bundanya sayang.
"Oh iya, Bun tadi dapet salam dari Bella cuma dia nggak sempet mampir, Bun."
"Ahh, iya bunda kangen sama dia udah lama enggak kesini, salam balik aja kapan bikin kue bareng gitu.". Bunda Talia sudah menganggap Bella itu seperti anaknya sendiri makanya mereka sangat akrab.
"Bunda dia udah berubah tau,Bu," ucap Talia.
"Berubah jadi apa? Power ranger?" ledek Bundanya sambil tertawa.
"Iih bunda bukan, dia berubah jadi lebih baik tau,Bu," ucap Talia sambil mengerucutkan bibirnya.
"Bagus dong kalo gitu biar kamu bisa ikutan jadi lebih baik. Kan temen itu mempengaruhi diri kita.Kalo kita berdekatan dengan penjual minyak wangi kita akan terkena wanginya dan jika kita berdekatan dengan penjual ikan kita pasti akan terkena bau amisnya. Nah ibarat gitu deh persahabatan," kata bundanya mensuport anaknya itu.
"Tapi Lia takut bun," jawab Talia sedih.
"Takut? Takut buat apa? Temen berubah menjadi lebih baik itu bagus Lia, kita seharusnya support dia," ucap Bundanya memberikan pengertian kepada Talia.
"Bunda Bella berubah karena ada seseorang baru yang hadir dan mengubah Bella bun."
"Ya bagus dong sayang artinya orang itu mau yang terbaik untuk Bella, kamu kenapa sih Lia kok aneh gini, memang siapa yang orang itu nak?"
"Aliya bun, kakak kelas kita murid baru juga."
"Nama yang indah, lain kali kamu bisa ajak kesini terus kamu kenalin ke bunda ya sayang."
"Bunda Lia takut, Lia takut Bella lupain Lia bunda, selama ini Bella selalu ada buat Lia dan dia bisa jadi temen, sahabat, kakak juga buat lia. Dan Lia takut kehadiran Aliya mampu merubah Bella dan bisa jadi Bella Lupain Lia bunda", Kata talia sambil memeluk bundanya. Bundanya membalas pelukan Talia sambil bercakap.
"Lia bunda tau Bella Sayang , Bella bukan tipe orang yang lupa akan bersama siapa dia dulunya atau yang sering orang bilang kacang lupa kulitnya Bella bukan seperti itu. Lia secara enggak langsung kamu udah bersu'udzon dan itu semua atas hasutan setan sayang, istighfar. Percaya sama bunda Bella bukan tipe kayak gitu."
"Tapi bun..."
"Sayang dengerin bunda ...
Manusia hanyalah pengendara di atas punggung usianya..
Digulung hari demi hari,bulan dan tahun tanpa terasa..
Nafas kita terus berjalan seiring jalannya waktu, setia menuntun kita ke pintu kematian..
Sebenarnya dunialah yang makin kita jauhi, dan liang kuburlah yang kita dekati..
Satu hari berlalu, berarti satu hari pula berkurang umur kita..
Umur kita yang tersisa dihari ini sungguh tak ternilai harganya, sebab esok hari belum tentu jadi bagian dari diri kita..
Karena itu..
Jika hari ini berlalu tapi tiada kebaikan dan kebajikan yang kita lakukan maka akan keringlah batin kita..
Jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat mati tidaklah harus tua..
Jangan terperdaya dengan badan sehat, karena syarat mati tidak pula harus sakit..
Teruslah berbuat baik... Berkata baik...
Walau tak banyak orang yang mengenalimu,
tapi kebaikan dan kebajikan yang kita lakukanlah yang akan menuntun kita pada kebahagiaan, dan akan dikenang oleh mereka yang kita tinggalkan...
Firman Allah :
1.Demi Waktu,
2.Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi,
3.Kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran,
(QS. Al Ashr: 1-3)...
Kenapa bunda cerita kayak gini? Karena temen itu sangat penting sayang jika temen berubah menjadi lebih taat agama bersenanglah kamu karena kelak teman bisa menjadi syafaat bagi kamu di akhirat nanti sayang. Apa kamu mengerti Lia?" jelas Bundanya panjang lebar.
"Iya bunda Lia paham, maafin Lia udah su'udzon sama Bella tadi bun dan malah nggak suka dengan berubahnya Bella, Talia nyesel bun."
"Yaudah kamu besok ceritakan semua nya ke Bella ya," kata bundanya.
"Makasih bunda Lia sayang banget sama bunda," kata Talia sambil memeluk ibunya dengan erat.
"Iya-iya aduh sayang, Bunda nggak bisa nafas nih."
"Eh! Ehhehe maaf, Bun saking senengnya." Bundanya hanya menggelengkan melihat putrinya yang seperti anak kecil.
"Udah kamu buruan siap-siap terus makan, bunda tunggu di bawah."
"Siap bu bos." Talia segera menyiapkan dirinya dan menyusul bundanya turun ke bawah.
.
.Sebanyak apapun teman baru tidak dapat menggantikan seorang sahabat yang sudah lama dikenal, walaupun kecemburan itu ada antara persahabatan. Karena tidak rela sahabatnya mempunyai teman baru Dan melupakannya.
Sebanyak apapun teman baru tidak dapat menggantikan seorang sahabat yang sudah lama dikenal, walaupun kecemburan itu ada antara persahabatan. Karena tidak rela sahabatnya mempunyai teman baru Dan melupakannya.Sebanyak apapun teman baru tidak dapat menggantikan seorang sahabat yang sudah lama dikenal, walaupun kecemburan itu ada antara persahabatan. Karena tidak rela sahabatnya mempunyai teman baru Dan melupakannya.
Sebanyak apapun teman baru tidak dapat menggantikan seorang sahabat yang sudah lama dikenal, walaupun kecemburan itu ada antara persahabatan. Karena tidak rela sahabatnya mempunyai teman baru Dan melupakannya.
****