5

1964 Words
Langit masih menggunakan barang haram itu secara terus menerus. Sampai akhirnya kepalanya benar-benar pusing sekali. Iaa baru pertama kali merasakan kepalanya yang pusing seperti ini. Ia tidak merasa bahwa kali ini terasa seperti biasa. Apa ini waktu gua? Apa bener? Gua cuman bisa bertahan sampai saat ini aja? Payah haha. Batin Langit sembari memejamkan matanya berharap jika kepalanya yang pusing itu akan menghilang atau jika tidak mungkin ini adalah akhir bagi Langit. Matanya memejam tapi akhirnya matanya itu mulai membuka lagi. Dan saat membuka, ia terkejut sekali ketika didepannya ada sosok lelaki yang tidak ia kenal. Lelaki itu tampak menggunakan baju serba hitam dengan jas berwarna hitam juga. "Lo... Siapa lo? Kenapa lo bisa masuk ke apartemen ini? Yang tau apartemen ini cuman gua sama Zeon? Lo siapa. Lo polisi ya? Atau siapa? Kalo ngomong dijawab dong woy. Atau lo juga bisu hah? Ga bisa denger lo?" ujar Langit dengan meracau. Namun cowok itu masih saja diam. Ia tidak berbicara apa-apa dan ia hanya melihat ke arah Langit saja. Ia hanya melihat ke arah Langit yang sedang pusing itu. Saat ini sudah pukul 4 pagi di tanggal 1 Juni 2020. "Gua tanya sama lo. Lo itu siapa? Kenapa lo bisa ada disini? Kenapa lo ada di depan gua tiba-tiba gini? Atau jangan-jangan lo bukan manusia ya?" tanya Langit. Apa dia malaikat. Apa dia yang mau jemput gua ke keabadian. Batin Langit. "Kamu tidak perlu tahu siapa saya. Yang harus kamu tahu, waktu kamu tinggal 1 tahun lagi, apa yang akan kamu minta?" tanya Malaikat tersebut kepada Langit. Apa dia bilang tadi. Waktu gua tinggal 1 tahun. Dia ini gila atau kenapa sih. Ngigo kalian ya dia itu bisa bilang kayak gitu sama gua tuh? Batin Langit bingung. "Maksud lo apa sih. Gua ga percaya hal bullshit kayak lo. Jadi mendingan lo pergi sekarang juga. Sana lo pergi, lo pasti bukan malaikat maut yang mau jemput gua kan. Kalo bukan mending sekarang lo pergi deh" ujar Langit dengan marah. "Sudah saya bilang, kamu adalah manusia terpilih yang diberi waktu 8760 jam untuk melakukan apa yang kamu inginkan sebelum akhirnya kamu meninggalkan dunia ini. Dan benar kata kamu, memang seharusnya saat ini lah kamu seharusnya sudah dijemput oleh malaikat maut. Tapi Tuhan masih mengijinkan kamu untuk hidup selama 8760 jam lagi untuk merubah hidup kamu. Jadi apa yang akan kamu minta? Cepat waktunya sudah tidak banyak lagi" tanya Malaikat itu lagi. "Mending lo sekarang pulang, kayak nya lo gila ya? Jangan pernah lo muculin wajah lo lagi ke gua. Gua lagi muak sama hidup ini" jawab Langit sudah dengan kesal. "Bandung 2021, tepat di tanggal yang sama dengan tanggal sekarang 1 Juni kamu akan meninggal karena over dosis. Jadi saya tanya sekali lagi, apa yang kamu inginkan. Bisa saja apa yang kamu inginkan tersebut dapat merubah takdirmu" ujar Malaikat tersebut membuat Langit semakin heran di buat nya. Ia pun menjadi takut. Apa bener yang dia katakan itu. Atau gua coba aja? Biar gua tau dia beneran atau bohongan. Kayaknya gua harus nyoba buat percaya sama dia Batin Langit. "Gua mau di pertemu kan dan bersama dengan jodoh gua. Apa lo bisa? Kalo bisa buat pertemuan itu besok. Apa lo bisa wujudin itu semua?" ujar Langit dengan asal meminta permintaan kepada malaikat tersebut agar Langit tahu ia benar atau tidak. Ia pun akan mencoba untuk mengetahui itu semua saat ini juga. "Baiklah, mulai besok tanggal 2 Juni kamu akan bertemu dengan nya. Dia akan tinggal bersama kamu. Kalian akan tinggal berdua" ujar Malaikat tersebut yang langsung menghilang dari sisi Langit yang membuat Langit terkejut dan tidak percaya. Ia pun saat ini s dang memikirkan tentang ketidak mungkinan n tersebut. "Dia kemana. Woy lo kemana woy. Dia siapa tadi kenapa bisa ngilang gitu. Atau jangan- jangan dia beneran malaikatmalaikat atau dia malah setan" ujar Langit. Tak lama kemudian pintu apartemen terbuka memperlihatkan wajah dari Zeon, teman dari Langit itu. Kali ini Zeon terlihat sangat khawatir dengan Langit. "Lang lo ga papa kan? Kenapa tadi gua telfon ga lo angkat? Lo ga kenapa-napa kan? Entah kenapa gua khawatir aja tadi sama lo terus nelfon lo dan ga lo angkat-angkat deh jadinya gua kesini" tanya Zeon kepada Langit. Sementara Langit masih sedikit shock akan hal tadi. Namun ia tidak akan menceritakan hal itu kepada Zeon. "Hah lo emang nelfon tadi? Gua ga dengerdenger kalo tadi ada telfon. Sorry" ujar Langit masih terlihat sedikit pusing. Zeon pun melihat ke arah dekat Langit yang banyak sekali bekas hisapan barang haram dari Langit itu. Zeon pun sangat sedih. Zeon pun menghela nafasnya dengan sangat kasar. Ia sejujurnya sangat khawatir dengan Langit yang terlalu banyak mengkonsumsi barang haram tersebut. "Lo kebanyakan ngisep Lang. Jangan kebayakan, gua ga mau lo overdosis nanti. Lo harus bertahan Lang" ujar Zeon kepada Langit yang membuat Langit menjadi teringat dengan lelaki malaikat tadi yang juga mengatakan tentang overdosis itu. "Udah sana lo pindah ke kamar. Tidur dulu. Biar ini gua yang beresin ini semua. Lo istirahat Lang. Banyakin minum s**u sama air putih" ujar Zeon lagi tersebut. "Hmmm iya" ujar Langit yang saat ini ia pun pindah ke kamarnya. Ia pun tidur disana. Sementara saat ini Zeon sedang membereskan kekacauan dari Langit itu. Zeon pun sudah membereskan dan membakar itu semua saat ini. Ia sesungguhnya sangat ingin menghentikan Langit karena ia benar-benar menghawatirkan kesehatan dan masa depan dari Langit. Meskipun Zeon tau Langit berasal dari keluarga yang sangat kaya raya tapi tetap saja ia khawatir sekali akan kesehatan dari Langit itu. Sebenarnya sudah berkali-kali Zeon mencoba untuk menghentikan Langit dari barang haram yang saat ini masih melekat dalam diri Langit itu. Ia berkali-kali bahkan selalu mengingatkan tentang bahaya dari barang haram tersebut kepada Langit. Ia benar-benar khawatir jika nantinya Langit akan sakit. Namun ia selalu tidak berhasil dan Langit pun selalu kembali ke barang haram tersebut. Sampai akhirnya satu tahun yang lalu saat mereka sedang liburan kelas 3 SMP, Langit pun mengatakan pada Zeon untuk berhenti membujuknya. Ia pun akhirnya berhenti. Flashback satu tahun yang lalu. Saat ini Zeon sedang berada di suatu tempat yang ia yakini merupakan tempat dimana biasanya Langit dan Nol bertemu. Ia tadi melihat Langit yang habis mengamuk dan pasti ia akan kesini. Benar saja, ia melihat ada Langit disana. Langit baru saja selesai melakukan transaksi barang haram itu dengan Nol yang merupakan p**************a itu. Setelah itu Zeon pun mendekati Langit tersebut. "Lang, lo beneran ga ada niatan buat berhenti? Ini semua cuman bisa ngerusak tubuh lo Lang. Please berhenti sebelum sesuatu terjadi sama lo nanti Lang. Gua ga mau lo kenapa-napa karena barang haram ini Lang. Please" ujar Zeon memohon itu. "Ze please jangan hentiin gua temenan sama barang ini. Gua belum bisa berhenti Ze. Gua janji nanti gua pasti akan berhenti Ze. Please Zeon" ujar Langit. "Okay. Tapi lo janji ga akan overdosis kan Lang" ujar Zeon dan saat itu Langit pun mengangguk dengan asal dan Zeon percaya kepada Langit itu. Flasback selesai. Ya. Sejak saat itu lah Zeon tidak lagi meminta Langit untuk berhenti. Yang terpenting ia berada di samping Langit saat apapun terjadi kepada Langit tersebut. Dan buktinya sampai sekarang mereka juga masih berteman dengan baik. Gua harap lo ga overdosis Lang. Meskipun mereka ga perduli sama lo, masih ada gua sama orangtua gua yang perduli sama lo. Lo harus inget itu. Batin Zeon. Sementara saat ini Kejora sedang ada dirumahnya bersama dengan adik-asdiknya yaitu Anna dan Awan. Kali ini adiknya Anna mengalami demam yang luar biasa panas. Kejora pun sangat khawatir sekali dengan Anna. Ia pun saat ini bingung tentang apa yang harus ia lakukan untuk Anna agar demannya itu nantinya turun. "Kak kayaknya Anna kangen sama Ibu deh Kak. Kakak telfon Ibu aja kak. Takutnya nanti Anna tambah sakit" ujar Awan yang merupakan kembaran dari Anna. "Iya sayang bentar ya kakak telfon dulu. Kamu jaga Anna ya" ujar Kejora. Saat ini Kejora pun sudah keluar dari kamar Anna tersebut. Meninggalkan Anna dengan Awan yang merupakan kembaran darinAnna tersebut. Kejora saat ini berada di depan kamarnya. Ia sedang mencari nomor Ibunya dan akhirnya ketemu juga. Kejora pun menelfon Ibunya itu dan setelah sudah menelfon ia kembali ke Anna. Tadi ibunya bilang jika ibunya akan pulang sebentar lagi dan tak akan lama lagi Namun tak lama kemudian Anna membuka kedua matanya. Anna bangun. "Kamu udah bangun sayang, kamu demam. Tunggu sebentar ya, Ibu bentar lagi pulang ke rumah" ujar Kejora sembari mengelus lembut rambut Anna penuh sayang. "Iya Anna, kamu jangan sakit-sakit lagi dong. Nanti sebentar lagi kata Teh Kejora, Ibu bakalan pulang kok. Kamu kangen banget ya sama Ibu" ujar Awan itu. "Teh, Anna kangen sama Eyang" ujar Anna membuat Kejora sedih karena sejujurnya ia juga kangen dengan Eyangnya itu. Namun karena jarak yang memisahkan makan mereka sangat sulit untuk bertemu dengan eyang. Eyang mereka berada di Kota Surabaya. Sementara mereka semua berada di Bandung. "Ya Allah Anna kamu kenapa. Kamu panas ya" ujar Ibu mereka yaitu Bi Narsih yang datang dengan raut khawatirnya. Ia pun langsung masuk ke kamar Anna itu. "Ibu, Anna kangen sama Eyang. Kita ke rumah Eyang yuk Bu. Tiba-tiba Anna pengen ketemu sama Eyang Bu. Ayo kita ke sana Bu. Ya" ujar Anna mengajak Ibunya. "Anna, Ibu belum bisa. Kan Ibu masih kerja juga. Ini belum libur" ujar Bi Narsih. "Tapi Anna kangen. Anna kangen banget sama Eyang" ujar Anna dengan sedih. Tak lama setelah itu ada telfon masuk dari adik Bi Narsih. Ternyata Adik Bi Narsih tersebut mengatakan bahwa keadaan Bapak mereka yang merupakan Eyang dari Kejora, Anna, dan Awan kurang membaik. Mereka diminta untuk datang ke Surabaya. Karena memang mereka diminta untuk datang ke Surabaya tersebut. Bi Narsih pun heran mengapa ini sangat pas sekali. Namun Bi Narsih masih memikirkan Langit yang merupakan majikannya itu. Ia juga sepertinya tidak akan membawa Kejora karena Kejora masih sekolah dan sebentar lagi akan ujian kenaikan kelas. Ia pun akhirnya mengutarakan keinginannya tersebut kepada mereka. Ia akan mengatakannya dan ia berharap nantinya Kejora akan menerima. Karena sebenarnya Ia takut jika nanti Kejora ingin ikut. Padahal ia masih harus sekolah dan akan ada ujian juga. Ia tidak mau menggangu ujian dari Kejora itu. "Anna, Awan kita besok ke Surabaya ya. Besok pagi kita berangkat ke Surabaya" ujar Bi Narsih membuat Anna dan Awan senang karena mereka akan pergi ke Surabaya. Dan sebentar lagi mereka akan bertemu dengan Eyang mereka lagi. "Asyik. Besok ya Bu. Akhrinya bisa ketemu sama Eyang lagi. Ibu, tapi gimana sama Teh Kejora? Apa Teh Kejora ga diajak Bu?" tanya Awan kepada Ibunya tersebut. "Bu, terus Kejora gimana? Kejora ga ikut Bu? Terus gimana dong?" tanya Kejora. "Kejora kamu di rumah saja ya ah ngga maksud Ibu, kamu mau bantuin Ibu gantiin Ibu di rumahnya majikan Ibu? Kasian anaknya majikan Ibu ga bisa tidur kalo di rumahnya sepi. Kamu juga harus sekolah sebentar lagi ujian kan jadi Ibu ga ngajak kamu. Ga papa kan? Ibu juga ga akan lama kok sayang. Mau ya?" tanya Bi Narsih. "Ya udah Bu ga papa. Iya besok Kejora bakalan datang kesana. Kejora bakalan gantiin Ibu. Ibu tenang aja. Ibu ga usah khawatir ya Bu. Kejora pasti ga akan ngecewain Ibu kok. Ibu besok hati-hati ya sama adik-adik perginya" ujar Kejora. "Iya sayang. Ibu percaya sama kamu. Tapi kamu beneran kan ga papa nanti Ibu sama adik tinggalin? Ibu janji ga akan lama kok di Surabayanya. Cuman mau nengok Eyang. Sama biar kangennya Anna juga terobati besok" ujar Bi Narsih tersebut. "Iya Ibu santai aja lagi Kejora ga papa kok Bu, lagian juga kan Kejora ada sekolah. Ujian juga lagi. Ga papa Ibu" ujar Kejora dengan tersenyum itu. Setelah itu Bi Narsih kembali lagi ke rumah Langit dan nanti ia juga akan berpamitan kepada Langit untuk pergi terlebih dahulu ke Surabaya. Bi Narsih pun saat ini sudah berada di perjalanan menuju ke rumah Langit. Saat ini Bi Narsih sedang berada di dalam angkot untuk cepat sampai orang rumah Langit itu. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD