Bab 24

1738 Words

Deg! Hatiku seolah tertimpa bilahan kayu. Aku tak menyangka, diam-diam Pak Faqih rupanya intens mendekati Ibu. Kenapa juga, Ibu bisa memutuskan memberikan lampu hijau pada mereka padahal aku belum tentu setuju? Aku menatap Ibu tajam. Perempuan yang biasanya lembut dan penuh kasih itu, entah kenapa jadi begitu egois sekarang. “Ibu, Aku sudah membulatkan tekad. Aku tidak bisa menerima Pak Faqih. Bisa saja Aku paksakan buat nerima dia, tetapi itu hanya akan membuat perasaan dia luka.” Aku berucap lirih, tetapi pasti. Berharap Ibu bisa paham apa yang kurasakan sekarang. “Apa karena Dion?” Pertanyaan Ibu terlontar begitu saja. Aku yang sudah hendak kembali melangkah, mematung sejenak. Apakah benar ini karena Dion? Bahkan aku pun tak tahu perasaan Dion padaku seperti apa sekarang? “Or

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD