Langkahku semakin dekat. Namun, fokusku terpecah pada tawa beberapa temanku yang tengah fokus pada layar gawai. Termasuk Harum, dia pun tertawa lepas sampai terpingkal-pingkal. “Lihat ini, Yu! Pasti Dewi semakin merasa gak punya muka.” Harum menjuk layar gawai yang tengah dilihatnya bersama. Aku pun beranjak duduk ke tempatku semula, lalu melongok pada kerumunan para mantan siswa. Kami sudah mantan, tapi kenang masih tersimpan. “Ada yang lucu, ya?” tanyaku setelah berada di antara mereka. “Lihat ini!” kekeh Harum. Tangannya menunjuk foto yang dishare di WAG alumni grup 1. Aku menatap foto itu, tetapi tak ada yang aneh. Foto yang tersebar di WAG, hanya foto yang tadi ketika menerima penghargaan. Lalu apa lucunya? Aku menautkan alis lalu menatap mereka dan bertanya lagi. “Itu ‘kan f