Bab 21

1466 Words

Sepanjang perjalanan, Dion lebih banyak diam. Dia tampak seperti tengah memikirkan sesuatu. Sedangkan aku yang duduk di belakang pun tak leluasa mengajak ngobrol Dewi yang memilih duduk di depan, di samping Dion. Hanya sesekali Dewi membahas terkait pekerjaannya dan kesibukannya saat ini. Suasana menjadi sedikit tak menyenangkan karena sikap Dion yang tampak setengah enggan. Fortuner putih yang dikendarai Dion sudah mulai memasuki jalanan bebas hambatan. Dipacunya kendaraan yang ditumpanginya dengan kecepatan maksimal. Aku tak banyak lagi memintanya ini dan itu. Khawatir moodnya semakin rusak. Dua jam perjalanan disertai macetnya kami habiskan hingga akhirnya tiba di depan sebuah bangunan kantor tipe premium. Yang terletak di Central Busines District, jantung kota Jakarta. Dion menep

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD