bemy

bemy

book_age18+
1
FOLLOW
1K
READ
BE
heir/heiress
drama
bxg
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Ini adalah kisah tentang sepasang orang dewasa yang tak sengaja dipertemukan melalui kencan buta dan akhirnya mulai menaruh rasa namun perasaan itu hanya satu orang yang merasakannya. Yang mana satu insan hawa tersebut terus berupaya memperjuangkan perasaannya agar diterima oleh orang yang di incarnya. Sedangkan sang incarannya masih belum lepas dari asmara kasih masa lalunya. Tapi apa daya dunia memang kejam, apa yang kau inginkan tak selalu sesuai dengan kenyataan kehidupan. Perjalanan kisah cinta mereka tidaklah mudah, entah akhir kisah mereka akan mempersatukan mereka menuju titik bahagia ataukah hanya akan menjadi pemisah jarak yang semakin merenggangkan.

chap-preview
Free preview
Aku dan pikiranku
Udara dingin bercampur sejuk memasuki kamar seorang gadis yang tinggal di dalamnya. Tirai kamar mulai di buka satu persatu menimbulkan suara nan lirih. Namun, membuat sang empu bergerak dan membuka mata secara perlahan. Perlahan sang empu mulai duduk sambil mengucek matanya yang masih lengket. "Haraaaaa... kan mama dah bilang pasang alarmnya agak pagian. Kamu tahu kan ini hari pertama kuliah! harusnya kamu itu bangun agak pagi udah gede jangan kayak anak SMA deh." kata seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mamanya. Gadis itu langsung bangun menghampiri dan langsung memegang tangan mamanya. Gadis itu bernama Haura Ayesha Batrisyia Annora, seorang gadis berkulit putih bersih, bertubuh langsing nan tinggi sekitar 166 cm dengan mata indah hitam kecokelatannya dan bulu mata lebat juga lentik, bibir tipis dengan warna merah, mempunyai hidung yang lumayan mancung tapi mungil, rambut lurus sedikit bergelombang berwarna hitam kecokelatannya. Hara adalah anak semata wayang yang dibesarkan oleh mamanya seorang diri. Ayah Hara meninggal saat Hara kelas 2 SMP. Dari situlah Anindira Cathleen atau biasa dipanggil Nindi inilah yang membesarkan Hara seorang diri. "Hehe. ma'af, ma. Sangking excitednya Hara lupa pesan mama. Kan lagian mama juga yang bangunin Hara, jadinya enggak ada waktu telat bangun buat aku." sambil cengengesan dan bergelayutan di tangan mamanya. "Yaudah, sana mandi dan siap-siap. Setelah itu langsung turun yaa!." ucap mamanya penuh kelembutan. "ayayyy capten!" Wanita paruh baya berjalan keluar dari kamar dan menutup pintu kamar. Tinggalah sang gadis sendiri di dalam kamar. Gadis itu berjalan menuju kamar mandi. Selang beberapa menit sang gadis keluar dari kamar mandi dengan rambut basah. Dia mulai berjalan ke meja rias untuk mengambil pengering rambut dan kembali ke kamar mandi. "Ehh, sampe lupa gue. Kan gue janjian ke kampus bareng Sena." sambil nepok jidatnya. "Hp mana ehh mana yaa hp gue nihh." mencari hp nya ke tempat tidurnya. "Nah, ketemuu kan. Sekarang telepon Sena, semoga aja itu anak udah bangun deh." mendekatkan hpnya ke telinganya. Suara berdering sudah terdengar tapi belum ada respon. Satu panggilan telah usai tapi tidak ada jawaban, dia mencoba menelepon untuk kedua kalinya. "Haloo, Ra." jawaban dari seberang sana. "Astagaaa. Senaa, lu masih molor yaa? kok baru ngangkat telepon gue." bentaknya. Teman yang dia telepon bernama Sena Joanna Cloe, dia merupakan teman semasa SMP dan SMA nya. Sewaktu SMP Hara dan Sena tidak dekat karena beda kelas jadi tidak ada interaksi lebih hanya saling tahu nama saja. Sewaktu SMA barulah Hara dan Sena sekelas dan mulai dekat satu sama lain walaupun tidak satu bangku namun, kelas 2 SMA mereka mulai satu bangku. Dan persahabatan mereka mulai lebih dalam lagi karena keluarga mereka juga merupakan sama-sama saling mengenal. "Enak aja, gue udah siap-siap anj*r. Pas lu telepon gue masih di dalam kamar mandi." dengan nada tidak terima. "Woyyy, woless bree." dibarengi renyuh tawa Hara. "Yaa gue tau, Ra. Oh yaa nanti lu yang gue jemput aja ya?" tanya Sena. "Oke, siap selalu gue mah." Hara meletakkan hpnya di meja riasnya dan mulai merias wajahnya. "Oke, Hara. Sekarang waktunya merias diri sesuai mau lu. Waktu SMA kan enggak dibolehin sekarang terserah lu. Sekarang lu udah menuju fase dewasa, semangat Hara. Papa, Hara udah gede. Doain yang terbaik buat Hara ya pa. Salam rindu bergemuruh, pa." Ucap Hara kepada dirinya sendiri di depan cermin sambil melihat dirinya sendiri. Selesai merias diri, Hara mengambil sticky notes dan pena di atas meja belajarnya. Lalu, Hara mulai menulis dengan wajah datar berfokus pada kertas namun, penuh ketelitian. APAPUN YANG TERJADI NANTI, JALANI SAJA. JANGAN PERNAH BERHENTI KARENA APAPUN ITU, DUNIA TAK PEDULI. -hracloud Hara mulai menyobek sticky notes dan menempelkan di mading pribadinya yang berada tepat atas meja belajarnya. Hara mempunyai kebiasaan apapun kata-kata atau kalimat yang ada dipikirannya yang menarik selalu ia tulis dan tempel di madingnya maka dari itu, kemana-mana Hara selalu membawa sticky notes untuk menulis dan ditempel ke mading saat sudah sampai kerumah. Karena kebiasaan itu Sena menjulukinya dengan "gadis notes". Hara menuju ke ruang makan untuk makan bersama mamanya. "Lahh, mama enggak kerja ya hari ini?" tanya Hara kepada mamanya. "Ya kerja tapi di rumah. Cuman neliti beberapa dokumen doang kok." jawab mama Hara. Obrolan hangat masih berlanjut sambil makan bersama disertai renyuh tawa bersama. Tinggal berdua dan 2 asisten rumah tangga serta satu satpam, satu tukang kebun dan satu satpam telah menjadi keluarga bagi Hara dan mamanya. "Ma, Hara berangkat dulu yaa." "Ya, sayang. Dijemput Sena atau berangkat sendiri kamu?" tanya mamanya. "Dijemput Sena, ma." Menghampiri Sang mama dan mencium pipi juga tangan mamanya. "Ohh, hati-hati ya!" ucap mama. Hara berjalan ke depan lalu, menengok ke belakang. "Ya, ma. Bibiii... makanannya enak. Makasihh ya!" teriak Hara sambil berlari ke depan. "Sama-sama neng Hara." ucap serentak dari kedua sisten rumah tangga Hara. Ada 2 asisten rumah tangga Hara yang satu bernama bibi Ida dan bibi Lilis. Bi Ida lebih tua dari Bi Lilis, Bi Ida berumur 46 sedangkan bi Lilis berumur 29. Mereka berdua layaknya anak dan ibu. "Neng Hara, hari ini diantar at.." ucap seorang laki-laki yang telah berdiri di samping mobil. "Eitsss... pak Udin, Hara mau dijemput Sena. Jadi enggak usah repot-repot ngeluarin mobil di bagasi ya." sambil tertawa lirih karena mengusili pak sopirnya karena Hara tidak memberitahu kalau hari ini dia dijemput bukan diantar. "Oalahh, hati-hati neng ya." ucap lembutnya. "Makasihh pak. Lanjutin ngopi dan sarapannya pak. Hari ini kan bapak free, hehe." sambil cengengesan. "Siap neng." ikut tertawa TINNNNN....TINNNNNN.....TINNNNNNN Pak Udin kaget dengan suara klakson mobil Sena yang berbunyi. "Ehhh..ehhh.... ayam." ucap kaget dari pak Udin. Hara tertawa melihat kelakukan pak Udin. Pak sopirnya ini memang suka kagetan orangnya selain itu beliau juga orang yang asik dan suka bercanda. Makanya Hara sering jahil dengan pak Udin. "Enggak ada ayam pak, tuh adanya pak Samsul." tawa Hara makin meledak saat pak Samsul langsung berlari keluar dari posnya. Pak Samsul adalah satpam di rumah Hara, beliau orang yang bijaksana, asik dan suka bercanda namun tidak suka kagetan seperti pak Udin. "Kaget juga ya pak Sam?" "Eh, ya neng. Lagi serius nonton youtube tadi nih, jadinya enggak cuman mulut aja yang ngopi baju juga ngikut nyeruput kopi." seru pak Samsul sontak Hara dan pak Udin tertawa lepas. "Pak Samm.... bukain gerbang dong. Sena nih!" teriak Sena di luar pagar. "Eh, yaa neng." jawab pak Samsul dengan teriak pula. Pak Samsul langsung berlari membuka gerbang dengan cepat. "Pada ketawa enggak ngajak-ngajak pula nih." seru Sena. "Kalo lu ngikut enggak seru, Sen." sahut Hara. "Dih, gue tampol sandal juga lu ya." dengan wajah kesal sembari ditertawai Hara dan pak Udin dan pak Sam. Hara langsung berjalan menuju mobil Sena dan masuk ke mobil. "Hara berangkat dulu yaa pak." "Ya neng, pada hati-hati di jalan ya." sahut mereka dengan kompak. Mobil Sena mulai bergerak menjauh dari rumah Hara. "Akhirnya kita dah jadi mahasiswa, Ra. Enggak sabar mau ngerasain suasana ngampus, haha." celetuk Sena. "Bener, Sen. Selain ngerasain suasana kampus kita juga tahu kan, kalau udah jadi mahasiswa itu harus siap mental menuju fase dewasa." sahut Hara. "Yap bener, fase dewasa. Selain itu kita juga ngerasain mata kita seger." "Seger? enggak paham gue." tanya Hara dengan wajah penuh tanya. "Yaelahh kagak paham ni bocah. Ya, seger ngeliat cogan kampus kan cogan di SMA enggak sebanyak di kampus." sembari tertawa renyah. "Lah, gue kira apaan. Malah mikir cogan lu, emang goals lu mau nyari pacar di kampus pas jadi mahasiswa awal kek gini?" "Ya, enggak apa-apa lah. Salah satu alasan kuliah itu nyari ilmu buat kerja nanti juga nyari jodoh juga. Emang lu kagak nyari jodoh?" Hara tiba-tiba terdiam. Dia berfikir akan pertanyaan Sena itu. "Mmm... kalau nyari jodoh ya gue nggak kepikiran si di awal jadi mahasiswa. Gue ngikutin alur aja lah." "Ikutin alur gue yaa, nanti pasti dapet dah, haha. Jangan jadi cewek yang cuek amatlah. Nyari pacar di awal masa mahasiswa kayak gini enggap apa-apa malah bisa nemenin kita kan. Lulusan masih panjang jangan terlalu dibawa serius. Malah stress berat kan, kalau ada seseorang yang ada di samping lu setiap saat itu bakal jadi dinding penghalang dan penyangga lu dari hal yang membuat lu stress." ucap Sena dengan cermat. "Bener juga ya, Sen. Eh tumben lu agak beda vibesnya hari ini, sampe pikiran dan kalimat lu dewasa nih. Kesambet apa lu? haha." Hara mulai mengeluarkan sticky notes dan pen dari totebagnya. "Lah, mulai jadi gadis notes lagi ni bocah." ujar Sena sambil melirik ke arah Hara. HIDUP ITU MEMANG BERAT TAPI TERLALU SERIUS TAK BAIK. SINGKATNYA, LAKUKAN SESUKAMU TANPA HARUS MELUKAI DIRIMU. -hracloud

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
214.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
171.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.5K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
295.0K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.6K
bc

TERNODA

read
193.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook