Nian
kupu kupu berlari berterbangan, para ibu ibu mengajak anak anaknya untuk pulang, seorang bapak mengajak anaknya untuk menaiki sepeda. "apa cita citamu Nian?"
Nian tersenyum sembari memandang langit "enatahlah, dunia sangat indah untuk ku jajah" Nian, yang serentak membuat seorang laki laki di hadapannya itu mengangguk angguk paham.
5 tahun berlalu
#
Nian berjalan ke depan sebuah kelas, dia terus mengumpulkan energi untuk membacakan karya yang kinin ia buat, entahlah, Nian suka menulis cerita. kali ini, di sekolah barunya dia tidak akan memberikkan kesan buruk, seperti dulu.
Tia segera mendengarkan, telinganya sudah terpasang kuat dan matanya sangat antusias. untuk pertama kalinya anak pindahan berani di depan kelas. "bissmillah" sambut Nian di dalam hati. sembari tersenyum membaca karya di bukunya.
setelah selesai membaca, Nian di kagetkan dengan tepuk tangan teman teman barunya. senyum Nian terpangpang lebar di sana.
#
"Nian kenapa kamu pindah sekolah?"
Nian tersenyum, "setelah Bapakku meninggal, Ibu menikah dengan orang di sini, jadi kami tinggal di sini" jelas Nia pada Tia. "kau mau pesan apa?"
Nian menggeleng, melihat kantin yang sangat sempit di krubungi para siswa dan siswi "dulu sekolah kamu nggak kayak gini yah?" Tia, sembari tersenyum "sama saja, cuman, aku tidak ingin jajan" Nian sembari tersenyum. Tia mengangguk angguk paham.
seorang laki laki berdiri di belakangnya, melihat kantin Bi Ami sesak, membuatnya diam di tempat. Nian melirik laki laki itu, menatapnya sebentar sebelum Tia mengetahui pandangannya.
"ayo kita ke bi Sulis aja, kalo Bi Ami emang rameh mulu" Tia, Nian tersenyum, sembari di hatinya terus meruntuki bahwa temannya ini memang tidak mengerti kalau Nian tidak ingin makan.
Tia mengehentikkan langkahnya, membeli beberapa roti, sedangkan mata Nian terus saja mengarah kepada warung Bi Ami, di sana para perempuan histeris melihat laki laki yang tadi dia lihat. "Ti, dia siapa?"
Tia tersenyum melihat tunjukkan Nian. "aku pun tidak kenal, tapi kalo ada dia pasti pada histeris, gantenglah atau apalah, tapi kamu harus ingat satu Nian, jangan sekali kali kamu memikirkannya, karna, kamu, akan, sengsara di sekolah ini" Tia tatapannya tajam pada Nia, "ayok ke kelas" Tia menggandeng temannya melewati gerbang kantin.