“AP-APA yang kamu lakukan?” Tubuh Fabian menegang seketika, saat melihat Caroline tengah mengacungkan pistol ke arahnya. Caroline tersenyum licik dan pegangannya pada pistol itu semakin kuat. Tuhan, dia kembali, Fabian membatin. "Kamu tahu, Bi. Aku pernah melakukan ini saat gadis jalang itu memelukmu tiba-tiba." Fabian menelan salivanya dengan cepat. Ia ingat hari itu. Saat ada seorang gadis yang memeluknya di hadapan Caroline. Saat itu, Caroline langsung mengacungkan pistolnya. Fabian saat itu tidak tahu darimana gadis itu mendapatkannya, tapi yang jelas, itu salah satu alasan ia memutuskan Caroline. "Kenapa kamu melakukan ini?" Fabian bertanya. Caroline semakin memajukan langkahnya. "Aleta harus tahu bagaimana rasanya kehilangan." Fabian mengernyitkan keningnya. "Apa maksudmu?"