3. Aku Seorang Pembunuh Bayaran

1147 Words
Jason dan Robin telah diundang oleh seorang klien baru untuk bertemu dengannya di sebuah rumah mewah. Robin tidak tahu apa-apa tentang klien ini, tetapi ia mempercayai Jason sepenuhnya. Namun, ketika mereka tiba di rumah super megah. Dia sangat tahu jika model rumah yang ada di hadapannya ini bernilai fantastis. Saat sampai dia disambut beberapa maid. Jason membawa Robin ke sebuah ruangan bukan ke meja tempat klien mereka berada. Dari dalam, terdengar Jason yang tengah tertawa bersama seorang pria. “Ah, ini dia, yang kuceritakan padamu,” seru Jason saat melihat Robin baru saja datang membuat pria itu melihat Robin dari atas sampai bawah. Walaupun sedikit risih tetapi Robin tidak berani menegur. “Silahkan duduk,” ucap pria itu mempersilahkan Robin untuk duduk. “Aku tidak tahu jika dia lebih tampan dan cocok sesuai apa yang kuinginkan,” seru pria itu membuat Robin melirik ke arah Jason. “Apa maksudnya? Anda menginginkanku?” tanya Robin. “Jason, ada apa ini? Jangan bilang kau menjualku pada pria ini?” Jason seketika tertawa mendengar pertanyaan yang baru saja diucapkan oleh Robin, pria itu pun ikut tertawa. “Perkenalkan, dia adalah Tuan Harison,” ucap Jason memperkenalkan Harison pada Robin. “Dia adalah pria yang memintamu agar menjadi pengawal putrinya,” tambah Jason. “K-kau bukannya pria itu?” tanya Robin yang terkejut saat melihat dengan mata kepalanya sendiri jika pria yang semalam menawarinya pekerjaan menjadi bodyguard adalah pria di hadapannya saat ini. Harison hanya tersenyum. “Ah, aku tidak tahu jika Anda mendatangi Robin secara pribadi setelah aku mengatakan jika ada kadidat yang tepat, Pak,” ucap Jason. Harison tidak berkomentar. Robin merasa jika apa yang dia katakan tidak cukup tegas sepertinya. “Bukankah aku sudah menolaknya? Aku tidak mau menjadi pengawal seorang wanita,” tegas Robin membuat Harison mengerutkan kening. Tiba-tiba semua orang di ruangan itu memperhatikannya. Apakah dia gila? Ini kesempatan sekali seumur hidup, kan? Kenapa dia menolak? "Robin, apa yang kau katakan?" tanya Jason khawatir. Dia takut keputusan Robin menolak lamarannya akan membuat Harison kesal. "Saya bukan pengawal. Pekerjaanku sebenarnya adalah seorang pembunuh. Apakah menurut Anda saya sanggup melakukannya, Tuan Harison?" Robin bertanya dengan serius. Harisono hanya tersenyum. Dia terkejut dengan kejujuran Robin. Di matanya, ini menjadi semakin menarik bagi Robin. “Aku suka kejujuranmu, aku tidak keberatan Bukankah pembunuh lebih berhati-hati dalam tugasnya daripada pengawal?” Harison bertanya lagi. "Maaf, Pak. Tapi saya tetap menolak tawaran Anda," kata Robin sambil masih tertawa. help "Robin, apa kau menolakku lagi?" Harison menemukan lima koper besar penuh dengan tumpukan uang. "Apakah Anda menyuapku, Pak?" Robin bertanya dengan senyum masam. "Saya tidak menyuapmu. Ini hanya uang muka untuk pekerjaanmu di masa depan," kata Harison. “Bagaimana?” "Aku—” "Tentu saja, Robin menerima. Kapan dia bisa menandatangani kontrak, Pak?” Jason langsung diinterupsi. Dia tahu bahwa Robin akan menolaknya lagi. Dia juga tidak ingin kehilangan tabungannya sebesar Rs. "Datanglah besok ke kantor Bostone. Aku akan menunggumu di sana, Robin. Berikan kartu ini ke resepsionis, dia akan dengan senang hati mengantarmu ke kamarku." Harison meletakkan kartu nama itu di atas meja. "Iya Pak. Robin sampai ketemu besok pagi. Terima kasih sudah mempercayakan ini pada Robin," kata Jason malu-malu. Robin menatap Jason tajam, merasa terganggu dengan pertanyaannya. "Sudah kukatakan padamu, aku tidak mau menerima tawaran itu. Putri Harison atau siapa pun yang memintaku, aku tidak tertarik," ujar Robin tegas. Jason mengangguk, "Ya, aku tahu itu. Tapi, dengar dulu penawaran ini, Gal. Harison menawarkan uang muka yang sangat besar, kau bisa memperbaiki mobil dan membayar hutang-hutangmu." Robin merasa terdiam, dia tidak tahu harus berkata apa. Uang muka yang ditawarkan Harison sangat besar, lebih dari yang dia bisa bayangkan. Namun, dia tidak ingin menjual dirinya untuk uang. Jason melanjutkan, "Kau bisa bertindak profesional. Harison membutuhkan seseorang yang bisa dipercaya dan handal. Kau tahu, ini adalah kesempatan bagus untukmu." Robin masih diam, memikirkan tawaran itu. Dia tahu dia membutuhkan uang, tapi dia tidak ingin melepas integritasnya sebagai seorang bodyguard. Akhirnya, Robin mengangkat kepalanya dan menatap Jason tajam, "Aku perlu waktu untuk memikirkannya." Jason mengangguk, "Tentu saja, ambil waktu yang kau butuhkan. Tapi jangan terlalu lama, Harison tidak akan menunggu terlalu lama." Sepulang dari rumah Harison, Robin dan Jason singgah sebentar di sebuah kafe. Robin dan Jason duduk di sebuah kafe, sambil minum kopi. Jason tampak sangat antusias, sementara Robin terlihat khawatir. Jason berkata, "Robin, kau harus menerima tawaran dari klien baru. Dia butuh pengawal untuk putrinya. Lagipula bayarannya sangat besar, aku pikir kau tidak boleh melewatkan kesempatan ini." Robin mengangkat alisnya, "Tapi aku bukan pengawal, Jason. Aku seorang pembunuh bayaran." Jason tersenyum, "Tidak ada yang salah dengan itu. Tugas pengawal ini mungkin tampak membosankan, tapi ini akan membantumu terhindar dari polisi jika kau berada dalam masalah." Robin terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Jason. Dia tahu ada kebenaran di balik perkataan Jason. Tugas sebagai pengawal akan membuatnya terlihat seperti orang yang legal dan mungkin akan memudahkan dirinya bergerak di tengah-tengah masyarakat. Namun, Robin masih merasa enggan menerima tawaran itu. Dia tahu ada resiko besar di balik setiap tugas yang dia lakukan, dan kali ini tidak berbeda. Robin akhirnya menatap Jason dengan tajam, "Kau gila, Jason. Ini tidak akan membantuku terhindar dari masalah. Justru akan memberi masalah baru bagiku." Jason tersenyum lagi, "kKu terlalu paranoid, Robin. Kita memang tidak bisa menghindari risiko dalam pekerjaan ini, tapi kita bisa mengurangi risiko tersebut dengan melakukan pekerjaan lain di luar pembunuhan. Jangan tolak tawaran ini begitu saja." Robin masih tidak yakin, tetapi akhirnya dia menurunkan bahu dan mengambil keputusan. Dia akan menerima tawaran pengawal tersebut. Namun, Robin tidak bisa menyingkirkan perasaan cemas yang ada di dalam dirinya. Dia merasa ada sesuatu yang akan terjadi, sesuatu yang akan merugikan dirinya. Robin hanya bisa berharap bahwa keputusannya untuk menerima tawaran ini tidak akan membawanya pada masalah yang lebih besar lagi. Di rumah Robin duduk di depan meja di ruang tamu bersama dengan Rendra yang tampak kesal. Robin menatap Rendra dengan tenang sementara Rendra menatapnya dengan tatapan tajam. "Kau gila, Robin! Aku sudah dengar kau bisa menolak tawaran menjadi pengawal putri Harison? Dia adalah pengusaha terkaya di negara ini dan bayarannya sangat besar! Plus, putrinya Emily sangat cantik!" Robin menghela napasnay dengan kasar, "Saya sudah mengatakan padamu, Rendra. Saya tidak tertarik dengan tawaran itu, tapi Jason memaksaku untuk menerimanya." "Tapi kau tidak memikirkannya dengan baik! Kau bisa menjadi sangat kaya jika menerima tawaran itu. Dan kau bisa mendekati putri Harison! Kau tahu aku selalu iri denganmu karena kau selalu berhasil mendapatkan perhatian dari gadis-gadis cantik." "Jika bukan dipaksa Jason, aku tidak akan menerima tawaran itu, Rendra. Uang bukanlah segalanya bagiku. Dan aku tidak ingin memanfaatkan situasi itu untuk mendekati seorang wanita. Itu tidak etis." “Kau sangat bodoh, Robin! Kau melewatkan peluang besar ini. Kau akan menyesalinya nanti." Robin hanya tersenyum dan tidak merespon komentar Rendra. Dia tahu apa yang harus dilakukan dan tidak akan membiarkan uang mempengaruhinya untuk melanggar prinsip-prinsipnya. Dia memilih untuk menjadi pengawal dengan integritas dan tidak akan mengubah keputusannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD