Fabian tidak mungkin tidak merasa bersalah atas apa yang terjadi. Apalagi setelah kembali dari minimarket dan tak melihat kemunculan Adel lagi. "Bel, kamu duluan aja. Aku lupa mau ke rumah Imam." "Yaah. Ikut deh." "Kan kamu belum rehat. Balik aja duluan." "Beneran nih?" Ia mengangguk. Ya sudah. Akhirnya sih ditinggal tanpa curiga. Walau setelah yakin cukup jauh mengendarai sepeda, ia sempat berhenti. Kemudian menoleh ke belakang. Tapi Fabian tak terlihat di mana pun. Kemudian ia buru-buru memutar balik sepedanya. Tentu saja untuk mengecek ke rumah Imam yang memang gak begitu jauh dari lapangan belakang masjid itu loh. Ia elihat Fabian baru melewati gerbang rumah cowok itu. Artinya Fabian benar ke sana. Kok ia sebegitu curiganya sih? Karena ia sering tak sengaja memergoki Fabian dudu