Jantungku berdebar begitu kencang di dalam d**a, aku tidak bisa bernapas. Leo menurunkan tubuhku dengan perlahan di depan kasurku. Aku tidak tahu apakah dia serius atau tidak saat ini. Karena sejak dia menggendongku di tangga, ekspresinya tidak berubah. Menatapku geli sambil mengigit bibir, menahan senyum. Untuk beberapa saat, tidak ada yang mengatakan apa-apa. Leo menunduk padaku masih dengan tatapan yang sama, kedua lengannya melingkar di pinggangku. Sedangkan aku mendongak padanya, berusaha mengatur ekspresiku agar tidak terlihat konyol di depannya. "Hmm..." Aku berdeham, berusaha mencairkan suasana. "Kamar mandi ada di sana, by the way." Aku tidak tahu apa yang kupikirkan saat mengatakan itu. Jujur saja, sulit untuk menolak tawaran Leo untuk mandi bersama ketika selangkanganku ti