Devan keluar dari kamarnya sambil mengacak rambutnya yang masih basah hanya sekadar untuk mengeringkan. Dia berjalan menuruni tangga setelah merasa perutnya sudah sangat lapar. "Kran air panasnya rusak. Hair dryer juga lupa dibawa. Sekarang, apa menu makan malamnya, coba? Nggak pernah rasanya kekurangan kayak gini." Devan mendekati meja makan dan melihat Eunha sedang menghidangkan beberapa menu makanan. Gadis itu tersenyum sambil menarik kursi untuk kekasihnya. "Pas banget. Ayo, makan!" Devan bersidekap, berkacak pinggang dan menatap isi meja makan itu. "Semua ini, lo yang masak?" Eunha tersenyum, lalu menggeleng dan menggaruk tengkuknya. "Nggak. Ini tadi pesan dari luar. Gue nggak bisa masak." Devan tersenyum keki, lantas mengambil duduk di kursi dan mulai menatap hidangan itu. "Gu