Usai mengembalikan nampan ke dapur, Kinanti langsung masuk ke dalam kamar. Sembari menjatuhkan tubuh ke atas tempat tidur, perempuan itu menghela napas lega. Ia merasa jauh lebih nyaman sekarang. Bukan hanya karena sensasi lembut dan harumnya bunga lavender yang guar dari sprei penutup kasur yang baru saja digantinya pagi tadi, tetapi lebih dari itu, karena kini ia telah sendirian. Tidak sedang berhadapan dengan Mahesa, membuatnya tak harus sering-sering menahan napas. Kinanti memejamkan mata dan berusaha untuk terlelap. Ia ingin, saat dirinya terbangun nanti, Mahesa sudah pergi. Sehingga, ia tidak harus turut nimbrung pada obrolan mereka di ruang tamu seperti tadi. Akan tetapi, jangankan terlelap, jatuh tertidur pun tidak. Setelah berkali-kali membolak-balikkan badan, mengubah posisi, Ki