Hati Seorang Ayah

1068 Words

“Kamu betul, Hesa, memang tidak ada yang benar-benar mutlak di dunia ini. Akan tetapi, dari ketidakmutlakan tersebut pun selalu melahirkan konsekuensi-konsekuensi. Selalu ada yang harus dikorbankan untuk membayar peluang yang diambil itu! Namun … sekali lagi, jangan bermain-main dengan aturan yang dibuat oleh Tuhan!” “Tapi Ayah, untuk urusan yang satu ini, saya harus mengambil peluangnya. Saya dan Kinanti masih saling mencintai. Kami berdua sama-sama ingin kembali bersama.” “Bulshit! Omong kosong!” “Sungguh, Ayah. Sebelum Ayah datang tadi, kami sedang membicarakannya. Sebab saya telah mendapatkan orang yang bersedia menikahi Kinanti dan menjadi suaminya untuk sementara waktu.” Pak Dewo Bumi tak berusaha menutupi kekagetannya. Serta-merta, kedua bola matanya membeliak lebar. “Kinanti s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD