Mahesa meninggalkan rumah Pak Dewo Bumi tepat pukul setengah delapan malam, dengan hati berbunga-bunga dan harapan yang menjulang tinggi ke angkasa. Ada banyak rencana-rencana di dalam benaknya. Tentang hari depan yang akan kembali disongsongnya bersama Kinanti Kembang Langit, perempuan berdarah Jawa yang sesungguhnya sangat ia cintai. Hanya saja, rencana-rencana itu tak bisa segera direalisasikannya. Sebab, masih ada sesuatu yang menghalanginya, yaitu status pernikahan mereka yang di mata agama telah berada pada talaq tiga. Malam ini, ia akan memulai langkah untuk membereskan halangan itu. Mahesa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesampai di perempatan Dieng, ia bukannya berbelok ke kiri, menuju Jalan Raya Tidar, kawasan di mana rumahnya berada. Melainkan mengambil jalan ke kan