Tibalah hari keberangkatanku ke Bali. Aku janjian dengan Boss ketemuan di airport, awalnya dia mau jemput sih. Tapi kularang. Ntar dia bisa syok melihat 'bawaan'ku, trus beresiko membatalkan kemurahan hatinya. Kalau nyampai bandara kan udah terlanjur, gak setega itulah Boss nyuruh kita balik. Lah, benar kan.... mata Boss udah mau meloncat dari sarangnya ketika memperhatikan 'bawaan'ku. "Kenapa bawa dia?" tanya Boss dingin. Aku cengengesan sesaat, bingung mau ngejawab apa... pikiranku blank! 'Bawaan'ku yang menjawab sendiri. "Napa, Om? Sewot betul!! Mencurigakan. Pasti Om punya maksud m***m ama pacar aku kan?!" tuduh Oh Kam Pret. "Dia bukan Pacar kamu!" "Aku bukan pacarmu!" Kali ini aku sama Boss bisa kompakan menjawab hal senada. Paman muda makin masam wajahnya. "Idih, kal