Episode 8

1119 Words
11 juli 2020 Suami terbaik Episode 8 MAULANA POV             Rasanya aku ingin menangis dan tertawa menjadi satu, tertawa karena istriku yang masih polos mengira makanan itu beracun karena setelah makan diriku kesakitan, dia tidak tau kalau rasa sakitku bukan karena makanan itu melainkan racun lambat yang sering kuminum dua kali dalam seminggu, manusia bodoh mana yang sengaja ingin menaruh racun dimakanannya sendiri. Diriku ingin menangis karena memikirkan tubuhku yang terasa makin melemah setiap harinya, bukannya aku takut mati, karena ku tau setiap mahluk yang bernyawa pasti akan mengalami kematian, tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian dan akan kembali kesisiNya, tapi ada sesuatu yang ku takutkan yaitu, sepeninggalanku kehidupan istriku tidak akan terjamin, seluruh harta peninggalanku akan disalah gunakan oleh ayah tiriku, dengan bermodalkan janji palsu, pria licik itu akan memanipulasi segalanya, harta warisan yang ku tinggalkan dengan jumlah fantastis tidak akan dibagi menurut hokum islam yang ada. Asset perusahaan Mizuruky yang jumlahnya treliunan serta Maula Group yang tidak kalah besar dari Myzuruky corporation, tentu saja ayah tiriku tidak tau kalau Maula group adalah sebuah perusahaan yang kudirikan sendiri.              Maafkan suamimu ini istriku, tidak bisa sempurna untukmu, aku hanya bisa berdoa semoga Allah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan semua masalah di dunia ini hingga diriku bisa kembali menghadap Allah dengan tenang, akan lebih baik jika ku hibur gadis ku yang sudah jengkel karena godaanku tadi.   Normal              “ Istriku, aku suapin, ya? Udah tu bibir jangan dimonyongkan terus, atau kamu ingin mendapatkan ciuman manis dariku, ya… seperti di n****+-n****+ romance yang suka kau baca itu,” ucap Maulana mencoba menghibur istrinya. Bukannya mendapat tanggapan positif, gadis itu jutru melotot tajam dan menutupi bibirnya dengan kedua tangannya.              “ Nggak ada, siapa yang sudi kamu cium. Paman, apa kau tidak merasa aneh, kau menikahi anak dibawah umur, itu tidak boleh,” balas Fira galak.                          Maulana tersenyum, ia meletakkan kembali sendoknya di atas piring,” Istriku, menikah itu sunah rosul sayang, Tetapi aku salat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barang siapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku, (HR Bukhari dan Muslim. Nah, sayang, aku menikahimu karena Allah dan mengikuti sunah Rosulullah, kalau saat Siti Aisyah menikah dengan Rosul usianya masih 9 tahun seingatku, kenapa kamu yang 17 tahun tidak boleh menikah denganku?” terangnya. Gadis itu tidak akan menerima begitu saja, mana bisa zaman Rosul disamakan dengan zaman sekarang.                          Maulana memejamkan matanya menahan rasa pusing yang tiba-tiba mendera kepalanya, dia yakin ini karena racun yang terus menyerang dalam tubuhnya,” tapi undang-undang di negeri ini tidak mengizinkan menikah dibawah umur, paman,” ucap Fira tetap tidak terima, dia tidak menyadari Sang suami yang kesakitan.                          Maulana membuka matanya kembali, ia tidak tega membiarkan gadis kecil itu terus dilanda emosi yang tidak pasti, mengabaikan rasa sakitnya ia menyunggingkan senyum tulus,” Pasal 2 UU Perkawinan, “(1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. (2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Pasal 10 ayat (3) PP Pelaksanaan UU Perkawinan disebutkan “Dengan mengindahkan tata cara perkawinan menurut masing-masing hukum agamanya dan kepercayaannya itu, perkawinan dilaksanakan dihadapan Pegawai Pencatat dan dihadiri oleh dua orang saksi. Kamu baca rukun dan syarat sah untuk menikah dalam islam. Sayang, kenapa si, perkawaninan di bawah umur itu dilarang, atau tidak bisa naik ke atas, atau tidak diizinkan jika diajukan oleh KUA, perkawaninan itu bukan untuk main-main, seperti orang pacarana, setelah jadian ada sedikit masalah putus, perkawinan itu sangat syakral, janji yang diucapkan didepan Allah, tuhan seluruh alam, dalam pertimbangan ini, jelas tidak diizinkannya karena usia dibawah umur itu belum bisa bersikap matang, menyelesaikan masalah dengak bijak dan kepala dingin. Jika sepasang suami istri tidak bisa bersikap bijak dalam menyelesaikan masalah dan baik, kepala dingin. Dengan segera mereka akan berpisah, sama-sama mementingkan ego yang tinggi, apa yang terjadi, cerai. Padahal Allah sangat membenci percerain, sekarang kau mengerti,” terang Ivan panjang lebar.                      “ Dan menerima kekurang pasangan masing-masing, bersukur selalu pada Allah, begitukah, paman?” lanjut Fira.                      “ Itu tau, sudah. Sekarang kita berangkat, aku akan mengantarkan kamu kesekolah dulu, nanti lagi dibahas yang lebih jelas tentang hokum perkawinan, syarat dan rukunnya, ingatkan aku kalau lupa,” balas Ivan.                      “ Tidak usah, itu saja sudah kepanjangan,” ucap Fira sambil bangkit dari tempat duduknya. Pria itu hanya mengangguk, memang seharusnya pernikahan dini tidak dilakukan, bukan hanya di Indonesia tapi diseluruh dunia, karena jiwa yang masih labil akan memicu percerain semakin besar, sikap dan ego yang tidak mau dirunkan itu factor utamanya.                      Maulana menggandeng tangan istrinya, dia menuntunnya disepanjang jalan bahkan saat keluar dari rumah, pria itu bahkan memilih mobil paling bagus untuk mengantarkan Sang istri kesekolahnya. Dalam perjalanan gadis itu terlihat senyum-senyum sendiri, dia merasa bahagia karena mampu memebuat gadis yang selalu memakinya itu gembira.                      “ Paman, nanti kalau teman-teman aku tanya tentang perubahan penampilanku bagaimana?” tanya Fira bingung. Gadis itu khawatir akan menjadi bahan ejekan oleh teman-temannya.                      “ Jika perubahan yang kita lakukan itu bersifat kebaikan, kenapa kita harus khawatir, sayang. Penampilanmu ini akan membuat pria-pria yang suka cari geratisan tidak akan bisa berbuat apapun lagi, jadi kau tenang saja tidak usah khawatir,” jawab Maulana santai.                      “ Geratisan apa? Paman, kenapa bahasamu sulit dimengerti si?!” tanya gadis itu jengkel.                      “ Geratisan memandang tubuh wanita, karena seragam sekolah yang kekurangan kain,” jawab Ivan seeanaknya. Gadis itu mencebik kesal, dia berjanji akan membuat perkumpulan seluruh guru dan kepala sekolah untuk mendemo pria yang bersetatus sebagai suaminya itu, bagaimana mungkin seragam yang sangat bagus bisa dibilang kurang kain, bukannya itu sangat menghina dan perlu didemo.                      “ Paman, nanti kau tidak usah ikut turun, ya?” pintanya.                      “ Kenapa? Takut suamimu ini dilirik siswi-siswi disekolahmu, ya? Kau cemburu?” balas Ivan menggoda Sang istri.                      “ Siapa yang cemburu?! Lagi pula, paman itu sudah tua, tidak mungkin teman-temanku akan melirikmu, percaya diri itu boleh, tapi jangan berlebihan,” Sungut Fira. Ckiiit… Duk… Gadis malang itu memegangi kepalnya yang sedikit nyeri karena terbentur dasbor saat suaminya menghentikan mobilnya mendadak,” Sayang, kalau kau cemburu tidak apa kok, aku justru senang,” balas Maulana tanpa perduli istrinya sudah seperti gunung mau Meletus karena kepalanya terbentur.             Fira menolehkan wajahnya pada Sang Suami, matanya melotot galak pada suaminya, wajahnya memerah karena menahan emosi,” Sebaiknya kau jangan terlalu bermimpi disiang bolong, bagiku menikah denganmu adalah kutukan, kalau bisa aku ingin berpisah dengan pria kepedean sepertimu,” geramnya. Bukannya kesal atau atau tersinggung, pria itu justru mengulurkan tangannya menggapai kelapa Sang istri lalu menyandarkannya di dadanya.             “ Sayang, sudah ya? Jangan marah terus, menikah denganku itu adalah sebuah anugrah, bukan kutukan. Kalau kamu marah terus nanti kenak strok, kamu mau?” balas Mauala. Gadis itu menggeleng dalam dekapan Sang Suami.             “ Paman, aku tidak mau terkena struk, lalu mati. Aku belum ingin mati, sebelum membalas mu paman,” kata Firan manja.             “ Mangkanya, aku juga tidak ingin menjadi duda. Aku tidak akan menceraikanmu, kecuali aku mati, “ ucap Ivan. Entah kenapa Fira mengangguk, seakan dia memang tidak mau diceraikan, mulut bilang apa, ahti juga bicara apa, manusia memang terkadang aneh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD