Melihat pria yang kamu cintai ada di depan mata, ada rasa berdebar di dalam d**a. Suatu rasa yang tak bisa terdeskripsikan oleh kata, yang jelas kamu merasa bahagia. Namun sesak itu kembali terasa, ketika kamu sadar... dia yang ada di depan mata, nyatanya tak mungkin kamu gapai. Karena dia sudah menentukan wanita pilihannya, yang akan menemani seumur hidupnya. Kenyataan pahitnya adalah... wanita itu bukanlah dirimu. Afsa sadar, apa yang dilakukannya saat ini adalah hal yang salah. Tepatnya salah untuk hatinya, karena hanya akan luka yang didapat. Namun ia hanya perlu merasa lega setelah menyatakan perasaannya pada Razan. Ia perlu menatap pria itu secara langsung, mengatakan apa yang selama ini dirasakannya... meski setelah itu hanya ada air mata baginya. Wanita itu berusaha untuk kuat, ia