Mengabaikan banyak mata yang menyambut kedatangannya di lobi dengan lirikan penasaran, Dirga melangkah lebar ke arah lift. Drama mantan mertuanya kali ini sukses membuatnya kehilangan muka di depan para pegawai. Dia tidak habis pikir, hubungan keluarga mereka saat ini bahkan sudah berbalik jadi musuh, tapi mereka masih punya muka datang merengek kesini.
Lift bergerak naik. Kalau benar kedatangan ibu mendiang istrinya itu karena permasalahannya rumah tangganya, lalu apa urusannya dia malah datang mencarinya. Benar-benar aneh dan sulit dinalar. Begitu keluar dari pintu lift dia disambut oleh sekretarisnya yang meringis gusar, apalagi melihat muka keruh bosnya.
“Pagi, Pak!”
“Mana dia?” tanya Dirga kesal. Bukan ke sekretarisnya, kesal karena nasibnya yang pagi-pagi terus saja ketiban sial.
