Sesampainya di kampus, Putri langsung mengerjakan tugasnya. Menyapu dan mengepel meski dengan pikiran melayang jauh. Bagian kewanitaanya masih terasa ngilu, apalagi ketika tadi ia berjalan sedikit jauh karena memaksa Gama menurunkannya sepuluh meter sebelum gerbang utama universitas ini. Tak bisa dihindari, pipi wanita itu refleks merona ketika mengingat tentang malam panas mereka. Apalagi gairah pria itu yang seakan tak ada habisnya, menggempur Putri hingga wanita itu lemas tak berdaya. Ah, sekarang dirinya bukan lagi gadis perawan polos seperti dulu. Putri menarik pengepelnya ke ruang laboratorium khusus peralatan medis, dahinya mengernyit ketika mendapati sebuah benda aneh, seperti balon yang amat sangat kecil, berisi cairan lendir menjijikan. Lebih ke dalam lagi, Putri semakin hera