BAB 9. Raka

1537 Words

Si berisik masih cemberut begitu sampai di rumah karena aku menyuruhnya pulang padahal dia sedang asyik minum air kelapa. Pertema karena mulai banyak cowok genit tidak jelas yang menggodanya sehingga aku yang sedang duduk bersamanya merasa tidak di hargai, kedua di pantai panas sekali dan membuatku tidak nyaman. “Om kan janjinya sampai sore.” Gerutunya entah untuk yang keberapa puluh kali. “Yang penting kan kamu udah lihat pantai di Bali.” Jawabku malas. Anggia ini adalah jenis wanita yang sangat berisik, keras kepala dan pantang menyerah untuk urusan membuat kesal orang lain, telingaku bahkan sampai berdengung mendengar ocehannya yang tidak ada habisnya. Semua hal dia komentari dan memaksaku untuk selalu menanggapi. Untuk pertama kalinya dalam hidup, aku dipaksa untuk mengalah pada pere

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD