12. Sweet Lip

1023 Words

Desiran ombak pantai dan angin laut terasa menusuk kulit, dua pasang anak manusia tengah duduk dibawah pohon kelapa sambil melihat senja yang sebentar lagi tiba. Matahari perlahan-lahan tenggelam dibalik gunung nan jauh disana, menyemburkan semerbak sinar kuning kemerah-merahan yang disebut jingga. Relline beranjak, langkah kakinya menyusuri garis-garis pantai. Seperti apa yang Bayu katakan tadi bahwa sore ini mereka akan menyusuri pantai yang terhampar luas didepan villa, tak ada rasa lelah kakinya menapak pasir yang terasa lembut dengan kaki telanjangnya. Rasa pasir lembut yang menyentuh kakinya membuat ia tersenyum, dibalikkannya tubuhnya menghadap kearah Bayu yang kini menghampirinya. "Sebentar lagi gelap, yuk kita pulang." Ajak Bayu yang dibalas gelengan kepala oleh Relline. "Aku m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD