When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tahu, nggak? Akhir pekan di mana Bintang datang ke kediaman orang tua Khala, di sebelum dia membawa orang tuanya, hari itu Pak Wirya sempat berkata hal yang membuat Bintang tak keruan pada mulanya--alias bingung--ketika Bintang telah menyampaikan keseriusannya terhadap Khala. Katanya, "Apa ada barang yang kamu sukai?" Jelas Bintang bingung, dong. Soalnya baru saja dia paparkan bahwa hati ini sejak 7 tahun lalu betul-betul masih menginginkan Khala, tetapi Pak Wirya malah bertanya hal yang amat melenceng menurutnya. "Barang kesukaan," imbuh beliau. "Oh ... ada, Pak," sahut Bintang, masih kebingungan pembicaraan ini beloknya ke arah mana. "Apa itu?" Tanpa pikir panjang, Bintang bilang, "Sepatu, Pak." "Di mana sepatunya?" "Ada di luar." Mana mungkin Bintang bawa masuk. Dan Pak Wirya