When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Bandung, rupanya sudah disediakan rumah dinas oleh Langit. Karena tahu yang meluncur ke sini adalah pasangan suami-istri yang belum go public, maka rumah itu aman dari jangkauan orang-orang Semesta Media. Agar Asya dan Guntur bisa tinggal berdua dengan leluasa. "Mas nggak mandi?" Guntur menoleh. "Oh, kamu udah?" Kalau begitu Guntur otewe, dia ambil handuk, lalu Asya bantu siapkan pakaian gantinya. Tak terasa sudah petang saja lagi, yang mana setibanya di sini, Asya langsung diajak ke lokasi, yakni kafe yang hendak dikelola oleh suami di satu bulan ini. Sudah makan tadi, tetapi sekarang Asya lapar lagi. Dia pun duduk di kursi tersedia selepas menyisir rambutnya. Asya mainkan ponsel. "Jajan apa, ya?" gumamnya. Asya men-scroll sampai menemukan hidangan yang menggugah selera. Lama Asya