When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Mandi, sudah. Makan malam, sudah. Duduk berdua nonton TV sama suami juga sudah. Sekarang tinggal me time alias skincare-an. Rutinitas yang tak boleh Asya lewatkan. Dia tepuk-tepuk pipinya, lalu becermin, yang mana sosok Guntur sedang rebahan di ranjang. Capek katanya, mau bobok lebih awal. Padahal besok itu Minggu, libur kerja, harusnya ini menjadi malam panjang. Ya, minimal kencan sehat di ranjang gitu, kan? Namun, tak Asya rungsingkan. Biarlah Guntur istirahat, hitung-hitung isi energi untuk lusa berangkat ke Bandung. Oke, Asya selesai. Dia ambil ponsel, duduk dulu di sofa sebentar. Hendak dia lanjutkan tugas dari suami yang katanya foto Asya di seluruh media sosial harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikeislaman dan perikesuamian. Maksud, dalam Islam itu baiknya tidak pajan