bc

i'm (not) single

book_age4+
1
FOLLOW
1K
READ
others
others
like
intro-logo
Blurb

Pernikahan sejatinya merupakan penyatuan dua insan yang saling mencintai. Setiap pasangan yang menjalani ikatan pernikahan tentu mengharapkan kebahagiaan dari pernikahan yang mereka jalani. Namun, apa jadinya jika pernikahan yang dijalani tidak didasari cinta? apakah kebahagiaan itu akan tetap mereka dapatkan? seiring berjalannya waktu akankah benih benih cinta itu mulai bersemi di hati mereka ataukah kehampaan yang akan mereka rasakan? lalu akhir apa yang akan mereka pilih? bertahan atau lepaskan?

chap-preview
Free preview
perkenalan
" Yu, nanti kita jadi pergi kan?" ucap seorang gadis dihadapanku. Gadis berkulit putih bersih itu bernama Amalia putri biasa kupanggil amel, dia merupakan sahabat baikku sejak kami duduk dibangku sekolah dulu. Dan aku Nimaz ayunda larasti, mereka biasa memanggilku ayu. Putri semata wayang yang lahir 27 tahun lalu dan masih betah menjomblo sampai saat ini. Tidak hanya berteman, kami juga merupakan partner kerja. Saat ini kami sedang merintis usaha bersama dibidang kuliner. Sebuah toko yang menjual donat aneka toping yang terletak di area yang cukup strategis karena masih berada dikawasan alun-alun kota. Toko yang kami rintis sejak tiga tahun lalu itu kini sudah mulai berkembang dan memiliki beberapa pelanggan setia. Teringat saat awal-awal kami menjalankan toko ini hanya beberapa orang yang saja yang sudi mampir membeli produk kami. Tapi seiring berjalannya waktu orang-orang mulai mengenal produk kami dan banyak dari mereka yang akhirnya menjadi pelanggan setia kami. Tepukan dibahuku membuatku terperanjat dari lamunan. Kulihat amel yang sedari tadi berdiri disampingku. Bibir mungilnya menyunggingkan senyum, alisnya naik turun, matanya yang sipit terus memandangku menantikan jawaban. Aku hanya menatapnya sekilas lalu kembali melanjutkan aktifitasku menghias donat pesanan customer yang tertunda karena mendengar pertanyaan yang ia ajukan tanpa memberikan jawaban apa-apa. " Iih ayok dong yuu, sebentar aja kok " serunya bersungut-sungut. " Cuma kenalan aja habis itu terserah kamu deh mau lanjut atau enggak. Ya yuu, mau yaa??please ! " Lanjutnya memohon sambil menangkupkan kedua telapak tangannya didada. Aku menghembuskan nafas berat. " ya udah deh, tapi cuma kenalan aja yaa " jawabku malas. " Horeee...gitu dong yu.ok aku kabarin dia dulu ya " serunya kegirangan lantas berlalu meninggalkanku yang asik menghias beberapa donat dengan aneka toping lalu jarinya sibuk menari diatas benda pipih pintar dalam genggamannya. Ya, beberapa hari lalu dia memang mengajakku untuk berkenalan dengan kerabatnya. Menurut penuturannya orang itu mapan, supel, dan yang paling penting dia tampan. Hmm, memangnya siapa yang peduli. Sebetulnya ini bukan kali prtama amel mengenalkanku dengan beberapa laki-laki, mungkin sudah 10 kali atau mungkin lebih tapi aku selalu menolak tawaran perkenalan itu. Ternyata menjadi jomblo senior itu semenyedihkan ini. Tuhan, kapan jodohku datang ?? Mungkin dia juga merasa khawatir melihatku yang masih betah menjomblo padahal usiaku sudah mau mendekati kepala tiga. Disaat teman-teman sebayaku banyak yang sudah menikah bahkan ada yang sudah mempunyai 1, 2, atau malah 3 orang anak, sedangkan aku masih betah menyendiri, mengamati kapan jodohku akan datang menjemputku yang bahkan masih belum nampak hilalnya. Menyedihkan bukan?. Sebetulnya bukan aku tak mau mencoba membuka hati untuk seorang pria hanya saja aku sedikit selektif dalam memilih pasangan apalagi di usiaku saat ini memilih pasangan bukan lagi hanya untuk sekedar bersenang-senang, sekedar teman untuk haha hihi atau nongkrong sana sini, di usiaku saat ini aku menginginkan pasangan yang bisa membuatku nyaman, pasangan yang bisa menjadi teman dikala susah dan senang, pasangan yang tidak hanya menjadi tempat berlabuh hati namun juga bisa jadi partner di segala urusan. " kamu tuh mau nyari yang kaya apalagi sih yu?udah banyak yang mau sama kamu tapi kamunya gak mau, mbok ya standarmu itu diturunin sedikit yuu yu " ucap ibuku satu waktu "Bukan standarku yang terlalu tinggi bu, hanya saja aku belum ketemu sama yang bisa bikin aku nyaman aja bu, yang klik dihati gitu loh bu " balasku. Ya, terkadang ucapan ibu itu melintas begitu saja di fikiranku. Lalu terkadang aku ingin menerima laki-laki mana saja asalkan aku cepat menikah lalu ibu berhenti mengkhawatirkanku. Tapi disisi lain aku berfikir ulang bagaimana kalau pernikahanku gagal lalu terjadi perpisahan bukankah itu juga akan membuat hati ibu bersedih. Jam sudah menunjukan pukul setengah lima sore. Ini adalah waktu janji temu kami bertiga. Aku, amel dan dia. Tak banyak persiapan yang aku lakukan, hanya mandi untuk menyegarkan badan lalu memakai gamis terusan bernuansa pastel dengan hijab senada. Tak lupa memakai lotion dan sedikit wewangian agar tubuhku terasa segar. Tok tok tok Suara ketukan pintu dari luar membuatku terperanja, lalu terdengar suara seseorang setengah berteriak " yuu udah siap belum?? Yuk berangkat nanti telat ga enak sama dia " seru amel diseberang sana Tanpa menjawab aku lalu beranjak keluar dari ruang pribadiku dan menghampiri sang empunya suara. " Yuk " ajakku pada amel. Dia mendongak. menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki. aku yang menjadi objek pandangannya hanya mematung menatapnya heran. " kenapa sih? liatinnya kok gitu amat " selorohku. " kok biasa banget sih yuu, dandan full make up kek atau seenggaknya pake lipstik dikit kek " ujarnya sambil menoyor pipiku kekanan lalu kekiri " udahlah gapapa kaya gini aja, kaya mau ketemu siapa aja pake dandan segala. Yuk buruan katanya udah telat " sanggahku. " Hemm ya udah deh terserah kamu aja " balasnya memutar bola mata malas. Aku hanya tersenyum geli melihat tingkahnya. Lalu dengan sigap amel melajukan kendaraan roda duanya sedangkan aku duduk manis dibelakang sang pengemudi. 15 menit perjalanan kami tiba disebuah pelataran cafe. Suasana cafe lumayan ramai dengan muda mudi yang asik bersenda gurau sambil menikmati hidangan yang disajikan, ada yang berpasangan ada pula yang berkelompok. Wajar saja, karena ini memang weekend. Kami pun masuk kedalam. Pandangan amel menyelisik ke seluruh ruangan mencari sosok yang akan kami temui. Lalu pandangannya terhenti disudut kanan ruangan cafe. Senyum sumringahnya merekah saat melihat sosok itu. " Nah itu dia orangnya, yuk cepetan " serunya penuh semangat lalu menggandeng tanganku dan menyeretku menuju meja bernomor 23 itu dengan setengah berlari membuatku sedikit kerepotan mengatur langkah untuk mengimbanginya. " Mel pelan sedikit kenapa sih? Kan gak lucu kalau aku sampe jatuh. Kamu tuh kayak kucing nemu ikan asin ajah " gerutuku sambil menarik lengannya . " sorry sorry " ucapnya sambil tertawa kecil lalu menurunkan kecepatan langkahnya. Dari jauh kulihat sesosok pria berkulit putih dan berbadan tegap, pria itu tidak kurus tapi tidak juga gemuk. Ideal. Pria itu mengenakan kaos hitam dan topi warna senada membuat pesonanya semakin terpancar. " hai kak rendi, udah nunggu lama ya? " Sapa amel ramah. Aku yang sedari tadi membuntuti amel hanya berdiri dibelakangnya, memandang sekeliling ruangan cafe yang ramai dengan pengunjung. " Hai mel, gak kok baru 5 menitan" balasnya tak kalah ramah " emh syukur deh kalo gitu. Oh iya kak, ini dia orang yang aku ceritain sama kakak namanya ayu " ucap amel memperkenalkanku pada sosok didepannya. " Hai, aku rendi" sapanya lembut sambil mengulurkan tangannya. Aku yang daritadi tidak terlalu memperhatikan mereka menjadi celingak celinguk seperti orang kebingungan. Amel yang paham akan kebingunganku menyikut lenganku lalu memberi kode agar aku segera membalas uluran tangan yang sedari tadi terulur di depanku. " Eh hai kak, aku ayu temennya amel " balasku sedikit gugup.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
212.0K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
151.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
166.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.2K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
292.0K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
225.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook