Vanya sangat kesal saat ini, amarahnya sudah sampai di ubun-ubun. Ia ingin mengeluarkan semua amarah yang sudah ditahannya dari tadi. Ia sudah tidak bisa menahan gejolak amarah, emosi, kesal semuanya dan itu ia ingin sampaikan kepada seorang Aditya Rainer Erlangga yang sudah berhasil merusak mood Vanya. Ia sudah tidak sabar melihat wajah Aditya lalu menumpahkannya, maka disinilah Vanya sedang menunggu Aditya untuk membukakan pintu apartement untuk dia masuk. Sesudah terbuka, Vanya langsung mendorong Aditya untuk masuk dan menutup pintu apartement Aditya dengan keras, di depan pintu Vanya langsung membuang kantong-kantong yang dibawanya. Kantong-kantong yang digenggamnya sangat erat tadi beserta dengan amarahnya kini sudah berjatuhan dekat Aditya. Kantong-kantong y