Kebencian

1039 Words
Claudia memasuki kliniks yang bersih dan ditata dengan cantik meski tak terlalu besar. Ada banyak pasien yang mengantri, dan semuanya adalah berkat dokter terkenal yang bekerja di klinik ini. Banyak di antara mereka berkerja di rumah sakit keluarga White, bisa dikatakan semua dokter yang bekerja di sini adalah dokter di sana. Sehingga Claudia sangat bangga akan prestasi anaknya yang bisa mendatangkan dokter - dokter itu ke kliniknya. "Ibu," sapa Edward yang menyambut ibunya datang. Claudia segera mendatangi putranya yang berpakaian rapi. "Oh Nak. Kau hebat sekali bisa mendirikan kliniks sebagus ini," puji Claudia dengan senyum lebar. Edward hanya mengangguk dan menarik lembut ibunya. "Ayo kita masuk ke dalam. Ada banyak hal yang bisa kita bicarakan. " Claudia menurut, dan ia pun mengikuti langkah kaki Edward. Rupanya di kantor Edward sudah ada Karen yang menunggu. Dia menyambut Claudia dengan senyum manis. Claudia yakin jika gadis berambut kemerahan inilah yang menjadi tambatan hati Edward. Demi dirinya Edward meminta cerai dari Emerald. Jika saja Edward masih seperti dulu pasti Claudia akan memarahi Edward dan memaki Karen akan tetapi karena melihat putranya sudah sukses dia tidak lagi mempermasalahkan hubungan mereka berdua. "Ibu, dia adalah Karen. Kami saling mencintai, " ucap Edward pada ibunya. "Kau pacar pertama Edward kan? Tak aku sangka jika kalian berjodoh lagi. Rupanya Edward sangat mencintaimu ya?'' "Senang bertemu denganmu, Bu." "Ya, ya. Kalian berdua bekerjalah dengan keras sehingga kini menjadi besar. Jika kalian berdua memang saling mencintai maka aku tidak bisa lagi menghalangi cinta kalian." Edward dan Karen saling berpandangan dengan perasaan senang. Akhirnya hubungan mereka tidak lagi dihalangi oleh orang tuanya. Mereka bertiga pun merayakan undangan makan malam di rumah. Tidak ada yang mengetahui jika tidak detektif yang disewa oleh Kevin mulai melaporkan semua informasi dari Edward, baik mengenai sumber dana juga para dokter yang bekerja di klinik itu. Semuanya ditulis secara terperinci oleh detektif pada laporan yang ia serahkan di meja Kevin. Kevin segera memanggil Inoe dan membiarkan dia yang menangani masalah Edward. Cukup istrinya yang bertindak atas masalah rumah tangga adiknya. Dia bukan orang yang murah hati seperti istrinya jika menghukum seseorang, jika Kevin bertindak sendiri maka Edward dan keluarganya tidak akan sanggup lagi memiliki masa depan untuk hari esok. Oleh karena adiknya masih mencintai Edward makanya Kevin tidak campur tangan. Dia akan dimusuhi Emerlad jika sesuatu terjadi pada Edward. "Apa apa Sayang, kenapa kau memanggilku?" tanya Inoe. Sekali lagi dia menjadikan paha Kevin sebagai tempat duduk. "Semua informasi yang kau butuhkan ada di map itu. Sekarang kau bebas bertindak sesukamu." Inoe menyeringai melihat map yang akan ia gunakan untuk menghancurkan Edward. Sekarang dia harus membayar rasa sakit yang diderita Emerald karena hanya dimanfaatkan oleh pria itu. Inoe membuka map tadi dan membaca satu persatu tulisan hasil penyelidikan dari detektif. "Sejujurnya jika Emerald tidak mencintainya, aku ingin membuat b******n itu cacat dan membuatnya menjadi gelandangan." Inoe terkikik di pangkuan sang suami. "Kau sangat kejam. " Kevin memang identik dengan kekejamannya. Tapi itulah yang membuat Inoe tertarik sehingga merasa tertantang untuk menaklukannya. Dan rupanya, pria kejam di dunia nyata ini adalah vanila man di ranjang. Yang membuat Inoe harus mengajari Kevin berbagai gaya agar tidak monoton. "Sekarang aku akan menemui Emerald. Tunggu aku di ranjang kita, okey?" ucap Inoe sambil mengedipkan bulu matanya genit. Lagi - lagi Kevin merona karena godaan dari sang istri. Dia hanya mendengus geli dan melanjutkan pekerjaannya. Sesuai rencananya, Inoe menemui Emerald yang masih berada di rumah. Dia meminta ijin cuti dari rumah sakit sehingga tidak masuk kerja. Akan sangat berbahaya bagi pasien jika ia bekerja dalam kondisi tidak stabil. "Emey, aku datang membawa semua informasi tentang Edward." Inoe datang dan langsung menyerbu masuk ke ruang tengah di mana Emerald sedang mengepak barang - barang milik Edward untuk ia kirimkan pada pria itu. Emerald yang sebenarnya masih sangat sedih hanya menoleh ke arah Iboe sekilas lalu kembali lagi mengemas barang Edward. "Janjiku membuat Edward tak berkutik sehingga mendatangimu akan terjadi. Dan aku bisa membalas semua perbuatan Karen padamu," jelas Inoe yang merasa gusar akan kondisi Emerald yang nampak memprihatinkan. "Lakukan apa yang perlu kau lakukan Inoe. Aku tidak lagi perduli. " Inoe tahu jika Emerald berada di tahapan penyangkalan. Dia akan bertindak seolah baik - baik saja padahal yang terjadi sebaliknya. Ini adalah titik kritisnya sebelum bisa melupakan Edward. "Ketika kau melihat Edward kembali padamu dan memohon cinta padamu, kau akan sadar dan tidak akan memiliki perasaan padanya lagi. Sebab saat itu kau akan menyadari jika pria itu hanyalah b******n yang hanya ingin hartamu saja. " Emerald tidak menjawab semua pernyataan yang dikeluarkan oleh Inoe. Jika memang ia bisa melupakan perasaan itu maka dia akan senang hati menerimanya. Sangat menyakitkan mencintai pria yang tidak mencintainya. Terutama ketika pria itu mendekatinya hanya karena harta. "Itu bagus. Aku tidak sabar menunggu saat itu terjadi, dan membalas perbuatannya kembali padaku. " Emerald memang menyatakan hal - hal yang kejam demi menjaga hatinya agar tetap baik-baik saja. Inilah penyangkalan yang sedang ia lakukan. Semua wanita yang patah hati biasanya akan melalui fase ini sebelum emosinya meledak dan menerima kenyataan. "Jika kau ingin menangis maka menangislah. Tidak ada gunanya bersikap baik - baik saja di depanku Emerald. " Emerald lupa jika Inoe juga dokter. Dia tidak bisa bersikap seolah baik baik saja. Akhir nya ia memutuskan untuk mengeluarkan kesedihannya sekali lagi. Kedatangan Claudia lah yang memicu sikap penyangkalan yang terjadi padanya. Wanita itu memberinya harapan palsu dan sampai sekarang tidak ada kabar. Claudia pasti luluh pada anaknya dan tidak membujuk Edward kembali padanya lagi. "Hiks maafkan aku Inoe. Aku memang sangat bodoh." "Aku mengerti perasaanmu Emey. Kau berhak menangis karena itulah yang harus kau lakukan. Menangislah untuk meringankan beban hatimu. Dan lihatlah caraku bertindak, kau pasti akan menyukainya." Tidak ada yang bisa mengalahkan kepercayaan diri dari Inoe yang merupakan sahabat sekaligus cinta pertamanya ini. Hadis yang memiliki wajah seperti Barbie ini memang memiliki kadar kepercayaan diri di luar batas. Namun itulah yang membuat kakaknya, Kevin menjadi tergila -gila padanya dan tunduk pada Inoe. Tidak ada wanita lain yang bisa menunjukkan kakaknya yang introvert selain Inoe. Dan Emerald pun berharap jika keduanya bisa tetap langgeng selamanya. Emerald juga berharap akan tumbuh bayi di dalam perut Inoe untuk melanjutkan keturunan keluarga White. 'Semoga saja kisahku tidak dialami wanita lain dan semoga hanya aku yang menjadi wanita bodoh karena cinta." Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD