Pura pura

1011 Words
Emeral menyadari jika Edward semakin hari semakin bersikap romantis padanya. Sikap Edward malah terlalu romantis sehingga membuat Emerald merasa tidak nyaman dan aneh. Sikapnya yang luar biasa romantis dan berlebihan ini justru menimbulkan kecurigaan Emerald pada Edward. Biasanya seorang pria akan bersikap sangat baik kepada pasangannya ketika dia sedang melakukan kesalahan dan menyembunyikan sesuatu di balik pasangannya. Emeral pun menceritakan kegundahan hatinya pada Inoe. Kakak ipar sekaligus sahabatnya itu selalu memiliki cara yang bagus untuk membuatnya tenang. Dia juga bisa bertindak apapun yang diperlukan sehingga Emerald tidak pernah ragu menceritakan masalahnya pada Inoe. "Kau justru curiga padahal Edward semakin bersikap sangat baik dan mesra padamu?" " Entahlah aku hanya merasa ada sesuatu dibalik sikapnya yang berlebihan ini. " Tahu jika insting dari seorang wanita sama sekali tidak boleh diabaikan. Dia pun menyanggupi untuk menyelidiki apapun yang kita lakukan saat bekerja. " Baiklah aku akan menyelidiki apa yang terjadi pada Advan. Meskipun aku aku merasa jika kekhawatiranmu terlalu berlebihan. " "Semoga saja jika apa yang aku rasakan ini hanya bentuk kekhawatiranku semata." Inoe mengangguk dan dia menghubungi detektif yang pernah di sewa oleh Kevin untuk menyelidiki Edward. To Mr Rudolf. Selidiki apa saja yang dilakukan oleh Edward seminggu terakhir. Message Sent. Inoe kemudian menerima balasan dari detektif sudah terkirim padanya. Ia menunjukkan pesan itu pada Emerald sehingga adik iparnya ini bisa tenang. Memang apa yang dilakukan oleh Emerald benar adanya, seandainya seorang wanita merasakan ada hal yang tidak beres pada pasangannya maka ia harus mempercayai instingnya dan mulai melakukan penyelidikan. Secara kebetulan Karen mulai menunjukkan belangnya di depan Edward. Dia meminta pada Edward untuk memberi kartunya agar bisa berbelanja barang-barang dengan alasan bertelanjang untuk memenuhi kebutuhan bayi. Padahal Ia sendiri tidak yakin jika sedang hamil. Saat itu ia hanya mengarang cerita agar Edward mau kembali padanya dan seiring waktu dia bisa hamil sungguhan. "Aku tidak bisa mengajakmu berjalan-jalan sekarang karena posisimu saat ini belum stabil dalam keluarga White." " Baiklah tapi ingat kau tidak boleh membeli barang-barang yang tidak perlu. Belilah barang hanya untuk keperluan bayi saja." Karen menggunakan perkataan dari Aswad padahal Ia berencana untuk membeli barang-barang yang selama ini ia inginkan. Sudah lama ia ingin membeli tas keluaran terbaru dari merk terkenal titik dia juga ingin membeli beberapa baju yang ditampilkan di Fashion Week dari High and brand. Yang pasti dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk memperoleh barang yang ia inginkan setelah mendapatkan kartu dari Edward. Sesuatu yang membuat ia harus mengubur mimpinya untuk menikmati kekayaan keluarga White. Karena saat ini Rudolf sedang menyelidiki transaksi kartu kredit yang diberikan keluarga White pada Edward. Suatu kebetulan yang mengerikan dan harus diterima oleh Emerald. Karen yang sedang memborong tas maupun barang impiannya mendesah lega saat sampai di rumah. Tak henti ia mengagumi semua barang belanjaan yang ada di sana. Hanya ada beberapa barang kecil untuk calon bayi yang tidak ada di perutnya. Dan ketika Edward menanyakan kondisi bayinya saat ia belum hamil maka tinggal mengatakan ia keguguran. Semua ini adalah permainan yang mudah bagi Karen. Apalagi dengan sifat Edward yang sangat mudah dimanipulasi dan mencintainya. Pagi keren memainkan perasaan pria itu semudah membalikkan telapak tangan. *** " data-data yang anda minta sudah ada di amplop ini nyonya, " ucap Rudolf yang mendatangi tempat praktek saat wanita itu selesai menangani pasiennya. Inoue tersenyum sambil mengambil Amplop yang berada di tes Lady Dior keluaran terbaru. Tentu saja Rudolf juga ikut tersenyum melihat bayaran hasil kerjanya selama tiga hari ini. " Aku senang mendengarnya, kau memang tidak pernah mengecewakan keluarga kami. Dan uang itu adalah imbalan yang pantas untukmu. " "Dengan senang hati dan terima kasih, sekarang aku harus pamit." Tanpa Kediri maupun mengantarkan Tuan rodok meninggalkan ruang prakteknya Mama Inu membuka amplop tersebut dan membaca apa yang yang tertulis di sana. Ada sebuah foto dan juga print dari transaksi kartu kredit yang Edward pegang. Selain itu ada juga laporan mulai dari Edward keluar dari apartemennya hingga ia pulang. Inoe ingin sekali mencekik pria yang tidak tahu diri itu. Ternyata apa firasat yang mengganggu hati Emerald benar adanya. Ini dia tidak akan memberi kesempatan pada Edward untuk mengganggu Emerald maupun bergabung dengan keluarga White. Melalui telepon jaringan di kantor, Inoe menghubungi Emerald. Sebuah jawaban lembut dari telepon membuat Inoe menarik nafas. "Dokter Emerald di sini?" "Emey, apa kau sudah selesai dengan pasien - pasienmu?" tanya Inoe melalui telepon. "Ya, aku sudah selesai. Aku akan segera pulang." "Kurasa ada yang perlu kita bicarakan jadi lebih baik kau tidak pulang terlebih dahulu. Aku akan menuju ke tempatmu sekarang." "Baiklah." Bagaimana suara kursi berderet yang menandakan jika Emerald bangkit dari kursinya. Inoe menutup ponsel dan mengambil tasnya. Ia menyuruh perawat membereskan bacanya karena ia sangat terburu-buru. Tak lupa ia mau bawa amplop yang diserahkan oleh tuan Rudolf tadi. "Aku mengandalkanmu untuk membereskan kekacauan di sini," ucap Inoe. Dia pun mempercepat langkah kakinya agar cepat menemui Emerald. Dia tidak boleh bertemu dengan Edward untuk hari ini atau besok. Emerald sudah menunggu Inoe di ruangannya. Mereka kemudian pergi berdua menuju ke cafe kopi yang nampak sepi. Inoe membutuhkan tempat agar mereka berdua bisa berbicara dengan tenang. "Ayo masuklah," ucap Inoe. Emerlad sama sekali tidak berpikiran buruk atas sikap Inoe yang mendadak. Dia hanya mengikuti perkataan sang kakak ipar dengan tenang tanpa tahu jika apa yang Inoe bawa adalah permintaannya beberapa hari yang lalu untuk menyelidiki Edward. Apalagi Inoe juga bersikap tenang saat menatapnya maupun memesan kopi dan cheese cake. "Baiklah, apa yang kau inginkan kakak ipar?" tanya Emerald. Dia tersenyum manis seolah semua kebahagiaan ada bersamanya. Namun Inoe harus membuka mata Emerald dari kepalsuan Edward. Inoe tak akan pernah mengijinkan Emerald diperlakukan seperti orang bodoh oleh pasangan hina itu. "Aku membawakanmu hasil penyelidikan dari tuan Rudolf." Barulah senyum di wajah Emerald menghilang. Dari sikap Inoe yang membawanya ke cafe sepi, Emerald tahu sudah terjadi hal buruk. Amplop sudah berada di atas dan kini ia harus menghadapi apapun kebenaran yang tersaji pada amplop di atas meja. "Ya, aku sampai lupa jika sudah memintaku menyelidiki Edward karena sikapnya yang terlalu manis." Emerald menyentuh cincin pertunangan yang melingkar di jari. Setelah menghembuskan nafas keras ia memberanikan diri mengambil amplop itu dan membukanya. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD