Bab 19

1261 Words
Selamat membaca! Tak lama setelah kepergian Nick, seorang Dokter datang ke ruang kerja Alexa dan mengobati luka pada lengannya. Saat itu tampak Merry juga berada di sana karena ia memang ditugaskan oleh Jack untuk menemani dokter itu ke ruangan Alexa. Sementara Jack kini sudah terlihat berada di ruang kerjanya dengan perasaan yang sudah hancur karena harus merelakan Alexa yang akan menikah dengan Nick. "Pada akhirnya aku memang tidak akan bisa memilikimu Alexa. Seberapa besar cinta yang aku rasakan, tetap tidak akan bisa membuat kita bersatu tanpa ada rasa cinta di hatimu untukku," ucap Jack sambil menghela napasnya dengan kasar. ()()()()()() Waktu pun cepat berlalu, siang kini mulai berganti sore karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. Walau hari ini tampak berat dijalani oleh Alexa, namun, wanita itu masih dapat melewatinya dengan tetap melakukan pekerjaannya seperti biasa. Ya, sebenarnya Jack sudah memintanya untuk pulang agar beristirahat di apartemen saja, tapi Alexa menolak dan bersikekeh untuk tetap bekerja hingga jam kerjanya usai. "Aduh perutku lapar ya, tadi siang soalnya aku enggak pergi ke kantin," keluh Alexa yang mulai merasa lapar setelah melewatkan makan siangnya. Sadar dengan kondisinya saat ini, wanita berparas cantik itu kini semakin mempercepat aktivitasnya dalam merapikan beberapa berkas yang telah ia siapkan untuk dibawa ke apartemen, agar dirinya dapat mempelajarinya sebelum tidur. Hal yang memang rutin Alexa lakukan setiap harinya, hingga membuat waktu tidur wanita itu benar-benar sangat berkurang. Namun, bukan hanya rasa lapar yang mengganggu pikiran Alexa kala itu, tapi keberadaan Nick yang sama sekali tak menghubunginya setelah peristiwa yang tak menyenangkan siang tadi. "Kenapa Nick sama sekali tidak menghubungiku? Apa dia marah padaku karena perkataanku yang telah mengakhiri hubunganku dengannya? Tapi masa dia menyerah begitu saja dan tak kembali mendatangiku untuk sekadar bertanya dan merayuku," batin Alexa yang tengah merindukan Nick karena sejak tadi seluruh panggilan dan pesan w******p yang masuk pada ponselnya bukanlah dari pria itu. Selesai merapikan seluruh berkas yang akan dibawanya, kini Alexa mulai melangkah kakinya untuk keluar dari ruang kerja. Namun, baru saja dirinya melangkah sosok Dave telah menunggunya di luar ruangan. "Lho Dave, kenapa ada di sini?" tanya Alexa yang terhenyak karena melihat sosok asisten Nick tengah berada di hadapannya. Dave pun tersenyum dengan ramah, ia kemudian meletakkan sebelah tangannya di depan dadanya lalu mulai membungkuk hormat. "Maafkan saya Nona, jika tidak keberatan apa Anda bisa ikut dengan saya?" tanya Dave yang sangat menghormati Alexa sebagai calon istri dari tuannya. "Baiklah Dave, tapi memang kita mau kemana?" tanya Alexa dengan kedua alisnya yang saling bertaut dalam. "Maafkan Nona, sebaiknya Anda ikut saja ya karena saya tidak bisa mengatakannya. Mari Nona." Alexa yang masih penasaran karena pertanyaannya tak mendapat jawaban dari Dave, kini hanya bisa menahan rasa ingin tahunya dan mulai mengikuti langkah Dave menuju sebuah lift yang berada di sudut koridor. Setelah tiba di pelataran lobi, kedatangan Alexa sudah ditunggu oleh Andrew yang telah menunggunya di samping mobil. "Silahkan Nona Alexa," ucap Andrew mempersilahkan wanita itu untuk masuk ke dalam mobil, setelah dirinya membukakan pintunya. "Terima kasih ya Andrew," jawab Alexa dengan senyumannya yang ramah sambil masuk ke dalam mobil. "Ayo Andrew kita jalan! Tujuannya sudah saya share ke ponselmu, coba kau lihat!" titah Dave yang sudah duduk di kursi samping kemudi. Selesai memastikan kemana tujuannya, kini Andrew mulai melajukan mobilnya keluar dari area pelataran Galaxi Corporate untuk menuju suatu tempat dimana Nick telah menunggunya di sana. "Kira-kira aku mau diajak kemana ya?" tanya Alexa di kedalaman hatinya. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit lamanya, kini mobil yang dikendarai oleh Andrew sudah tiba di pelataran resort mewah yang berada di Taman Nasional Lake District. "Dave, kenapa kita ke sini?" tanya Alexa dengan kedua alisnya yang saling bertaut. Dave yang sedang memperhatikan waktu pada jam tangan yang ia kenakan di pergelangan tangannya, kini bergegas keluar dari mobil karena sesuai dengan perintah dari tuannya, jika Alexa harus sudah tiba sebelum sunset. "Nona Alexa, mari ikuti saya! Tuan Nick sudah menunggu Anda di dalam." Andrew dengan sigap membukakan pintu untuk Alexa keluar dari mobil dan setelah itu, Dave mulai menuntun langkah Alexa memasuki resort tersebut. "Baiklah Dave." Keduanya terus melangkah masuk dan mulai mendapatkan sambutan hangat dari beberapa pelayan di resort tersebut. Sambutan yang membuat Alexa merasa sangat dihargai, ia layaknya seorang tamu istimewa yang benar-benar disambut kedatangannya. "Selamat datang di resort kamu, Nona Alexa." "Terima kasih," jawab Alexa membalas keramahan dari para pelayan yang menyapanya. Sampailah kini langkah Alexa di sebuah tempat yang memiliki pemandangan yang indah dengan sebuah meja dan dua kursi saling berhadapan. Tempat romantis yang telah dihias dengan sedemikian cantiknya karena terdapat beberapa lampu dan bunga-bunga indah yang menggantung di atasnya. "Nick." Alexa mulai dapat melihat sosok pria yang di sepanjang hari ini benar-benar telah mengusik ketenangannya. "Apa kamu yang telah menyiapkan semua ini, Dave?" tanya Alexa pada Dave yang masih berada di sampingnya. "Tidak Nona, tapi Tuan Nick sendirilah yang menyiapkan semuanya karena sepanjang hari ini saya sibuk berada di kantor. Ayo Nona silahkan! Tuan Nick sudah menunggu Anda sejak tadi siang." Alexa terhenyak kaget setelah mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Dave. Ia begitu tak menyangka jika ternyata Nick telah menunggunya sejak terakhir kali berada di kantornya. "Baiklah Dave, terima kasih karena telah mengantarkan aku padanya." Alexa kini mulai melangkah menyusuri jalan setapak yang di kiri dan kanannya tampak beberapa lilin kecil terlihat berpijar dengan indah. Bukan hanya itu saja yang membuat tempat itu menjadi sangat indah, tapi juga karena area di sekitar meja dan kursi tersebut juga telah di kelilingi oleh taburan bunga juga lilin besar dengan pijarnya. "Nick, untuk apa semua ini?" tanya Alexa sambil menduduki sebuah kursi yang telah disediakan olehnya dengan menarik kursi itu untuk Alexa tempati. "Aku ingin meminta maaf karena kecemburuanku terlalu besar saat melihat Jack menyentuh lenganmu." Penyesalan Nick benar-benar terlihat dari kedua matanya yang saat ini menampilkan raut wajah yang sendu. "Aku yang minta maaf ya Hubby, karena terlalu gampang mengucapkan kata perpisahan. Padahal hatiku benar-benar sakit saat mengatakan semua itu." "Tidak! Semua itu bukanlah kesalahanmu karena apa yang kamu lakukan adalah hal yang sewajarnya. Semua ini adalah kesalahan Jessy dan kamu tidak perlu khawatir karena aku telah menghukumnya atas perbuatan yang ia lakukan kepadamu." "Maksud kamu memang telah melakukan apa dengan Jessy?" tanya Alexa yang tidak setuju atas apa yang dilakukan oleh Nick. "Nanti kamu juga akan tahu, sayang. Sekarang mari kita nikmati sunset ini dulu, sebentar lagi dalam hitungan 10 sunset akan segera terlihat." Nick memberitahu kepada Alexa karena memang ia sering datang ke tempat ini untuk menikmati sunset walau hanya datang seorang diri. Kini Alexa dan Dave sama-sama saling menatap ke arah dua pegunungan yang membentang jauh di depan sana dan di antara pegunungan itu tampak sunset mulai terlihat. "Nick, kenapa danau ini kelihatan sangat indah," ucap Alexa yang mulai terpukau karena menatap keindahan sunset dengan hamparan danau yang membias cahaya senja dari sang mentari. "Apa kamu menyukainya?" tanya Nick yang terus menatap wajah Alexa yang sejak tadi siang begitu dirindukannya. "Aku sangat menyukai ini, Hubby." Nick pun mulai mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jasnya dan langsung menyodorkan sebuah cincin yang telah dipilih oleh Alexa sewaktu datang ke rumah itu. Sebuah cincin dengan mata berlian biru yang indah dan berkilau. "Aku mencintaimu Alexa dan aku ingin menjadikanmu istri sekaligus cinta terakhir sepanjang hidupku. Aku tidak ingin kita berpisah lagi." Perkataan yang pria itu ucapkan sungguh menggetarkan hati Alexa. "Aku juga mencintaimu, Hubby. Aku juga ingin menjadi istrimu untuk selama-lamanya." Alexa menjawabnya dengan air mata yang tampak menganak di pelupuk matanya. Kini pria itu mulai menyematkan cincin pada jemari Alexa dan membuat suasana kala itu tampak semakin sempurna dengan kebahagiaan di hati keduanya yang sama-sama telah membuncah. ()()()()()() Bersambung✍️
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD