Happy Reading
Seperti hari-hari sebelumnya. Club selalu di penuhi dengan orang-orang mencari kesenangan dikala kesibukan disiang hari.
Seperti biasa juga untuk Jean yang terbiasa melayani para tamu menghidangkan minuman atau sesekali membalas obrolan pria yang sudah mabuk di hadapannya.
Saat sedang asik mendengar ocehan pria paruh baya di hadapannya, Cheryl datang.
"Jean, kau di panggil ma'am. " Kata Cheryl memberitahu.
Jean sedikit bingung karena ma'am memanggilnya tiba-tiba. Bukan apa, yang Jean tahu, ma'am sudah menyerah membujuk Jean untuk melayani tamu VIP. Lalu untuk apa ma'am memanggilnya?
"Di mana aku harus menemuinya? " Tanya Jean pada Cheryl.
"Di ruangannya. Kau tahu? Sepertinya dia dalam mood yang sangat baik. Senyumnya tidak hilang dari bibirnya. Sepertinya dia habis mendapat lotre besar." Cheryl memberitahu.
"Mungkin ma'am baru mendapat brondong baru yang lebih wow dari sebelumnya." Gurau Jean.
"Sudah sana pergi, sebelum mood ma'am menjadi down gara-gara kau. " Cheryl mendorong Jean agar cepat menemui ma'am.
***
Jean pun dengan perlahan menghampiri ruangan ma'am yang terletak di ujung ruang VIP. Ada perasaan was-was karena takut ma'am akan menyeretnya ke salah satu ruangan VIP.
Jean hendak mengetuk namun dia pria berbadan besar lebih dahulu membuka pintu.
"Oh Jean kau datang. Masuklah, ma'am sudah menunggumu sejak tadi. " Kata ma'am dari dalam.
Jean pun masuk menghadap ma'am yang sedang duduk di kursi panjang yang terdapat di dalam ruangannya bersama pria yang sedang merangkulnya mesra.
"Keluarlah." Kata ma'am kepada pria yang lebih muda di sampingnya. Pria itu pun menurut dan langsung keluar dari ruangan.
"Ada apa ma'am memanggil saya?" Tanya Jean.
"Ma'am hanya ingin meminta tolong ambilkan wine di ruang bawah tanah." Jawabnya.
Jean mengerutkan keningnya bingung. Ma'am hanya menyuruhnya mengambil minuman tapi kenapa harus dia yang melakukannya bukan Cheryl bisa mengambilnya.
"Hanya itu? Bukankah Cheryl bisa mengambilkan untuk ma'am?" Tanya Jean bingung.
"Wine ini cukup berharga, jadi ma'am memintamu untuk mengambilkannya. " Katanya dengan senyum tercetak di wajah dempul nya.
Jean pun mengangguk tidak curiga. Ia pun melanggang keluar. Tanpa di ketahui oleh Jean, ma'am menyeringai puas.
Jean sedang mencari wine yang di maksud ma'am, Jean juga penasaran kenapa wine itu bisa berharga menurut ma'am. Jean yang sibuk mencari tidak mengetahui ada dua pria masuk kedalam ruangan yang sama. Tidak berapa lama Jean mengetahui ada seseorang di belakangnya.
"Mau apa kalian?" Jean panik melihat dia pria yang di ketahuinya pria yang sama saat tadi ia ke ruangan ma'am.
Salah satu pria itu membopong Jean seperti memanggul beras di bahunya. Jean meronta mencoba melepaskan diri dari pria itu.
"Lepaskan." Jean sekuat tenaga menggerakan kakinya dan memukul pria itu. Namun nihil, tenaga Jean yang notabenya seorang perempuan kalah jauh dengan pria.
Dua pria itu membawa Jean ke ruangan seperti ruang ganti karena terdapat banyak baju menggantung dan meja makeup yang tentu di lengkapi dengan banyak alat makeup.
"Apa yang kalian lakukan, kenapa kalian membawaku kesini." Tanya Jean kepada pria itu.
"Kami hanya mengikuti perintah. " Jawabnya.
"Siapa yang menyuruh kalian. " Jean geram dengan seseorang yang sudah memerintah membawanya paksa.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan masuklah ma'am dengan wajah senangnya.
"Ma'am yang menyuruh. " Jawab ma'am setelah berhadapan dengan Jean.
"Tapi untuk apa? " Tanya Jean penasaran kenapa ia di bawa paksa keruangan ini.
Ma'am semakin mendekat dan membisikan. "Karena kamu jadi salah satu wanita lelang."
Jean membelakangkan matanya tidak percaya apa yang di ucapkan ma'am.
"T-tapi aku tidak menyetujui itu. Bukankah perjanjian yang ma'am berlakukan jika salah satu pihak tidak menyetujui." Jean mengingatkan tentang peraturan dalam jual beli yang di berlakukan di club malam milik ma'am.
"Jean sayang. Kamu memang tidak menyetujuinya, tapi ibu tirimu yang mengijinkannya."
Serasa jantung Jean mau copot pada tempatnya setelah mendengar perkataan ma'am padanya. Tubuh Jean terasa lemas dan terduduk di lantai.
"T-tapi aku tidak menyetujui nya." Ucap Jean lagi. Ia tidak percaya ibu tirinya tega menjualnya.
"Kalau begitu kau harus mengganti rugi sepuluh kali lipat dari yang diterima ibu tirimu." Jelas ma'am.
Jean pun berdiri menghadap ma'am. "Berapa yang harus aku bayar."
"Tiga milyar. Ibu tirimu menerima tiga ratus juta dari menjualmu. "
Jean pun kembali lemas mendengar angka yang di lontarkan ma'am. Tiga milyar dari mana ia mendapat uang sebanyak itu. Pikir Jean.
"So?" Tekan ma'am.
Jean diam tidak tahu harus menjawab apa. Siapa yang sudi di jual dan di jadikan wanita lelang oleh ibu tirinya. Belum cukup kah ibu tirinya menyakiti daddy nya dengan berselingkuh dengan beberapa pria muda di belakangnya? Dan sekarang hidup Jean akan berakhir menjadi salah satu dari beberapa wanita lelang untuk di jadikan b***k nafsu p****************g. Belum lagi harus menerima resiko jika pria yang membeli dirinya adalah seorang yang sadis atau memiliki kelainan seksual. Sebegitu hina nya kah Jean di mata ibu tirinya sampai tega menjual dirinya? Jean menangis dalam diam.
"Diam berati setuju. " Putus ma'am tanpa mau mendengar apapun dari Jean. Ia pun memerintahkan dua pria yang di ketahui sebagai bodyguard nya untuk membawa Jean.
Jean tidak terima begitu saja. Dengan sisa tenaganya, ia memberontak sekuat tenaga. Dua pria itu sempat kualahan karena Jean yang menendang dan memukul badan pria besar itu. Karena kesal, salah satu pria itu membopong Jean layaknya seperti memanggul karung beras di bahunya. Jean menendang nendang kan kakinya berusaha lepas dari pria itu.
"Lepaskan." Kata Jean sambil memberontak meminta di turunkan. Tapi pria itu tidak mengindahkan rongrongan Jean.
"Aku mendapat jackpot. " Kata ma'am dengan seringai nya.
*****
Riuh suara dari pengunjung yang ingin menyaksikan dan menjadi master yang akan menaruh uang nya sebanyak mungkin untuk membeli wanita lelang yang mereka inginkan.
Jean dan tujuh wanita yang ikut menjadi lelang berjajar dengan pose terbaik mereka untuk menggoda master kaya yang hadir di dalam ruangan. Kenapa menyebut master? Karena mereka akan berkuasa atas wanitanya untuk satu malam atau beberapa hari. Jean meneguk saliva nya melihat banyaknya pria yang mengikuti lelang. Ini pertama kalinya Jean ke dalam ruangan yang memang di khususkan untuk mereka yang ingin membeli wanita terbaik di club malam ini. Meskipun Jean sudah terbilang cukup lama berkerja di club ini, namun ia tidak mau tahu apa saya yang dilakukan di ruangan ini. Dan sialnya Jean menjadi salah satu wanita lelang berkat ibu tirinya.
Jean mengaratkan tanganya pada dress yang ia kenakan. Jean mengenakan dress panjang berwarna gold dengan dengan lengan tali yang memperlihatkan bahu indahnya, belum lagi dress yang Jean kenakan begitu pas di tubuhnya membuat setiap lekuk tubuhnya tercetak indah.
Lelang pun di mulai.
Salah seorang pria yang berdiri bersebelahan dengan Jean menyebut satu persatu wanita yang menjadi lelang serta kelebihan dari wanita itu. Wanita satu mendapat lelang dua ratus lima pulu juta Dan yang nomer tujuh mendapat harga tujuh puluh juta Dan sekarang giliran MC itu menyebut Jean. Jean menutup matanya tidak kuat mendengar dirinya di lelang.
"Dan yang terakhir, no delapan, Jean Florence, dua puluh tahun, virgin. Lelang di buka lima ratus juta."
"Enam ratus juta. " Ucap salah satu master.
"Delapan ratus juta." Ucap master lain menawar Jean.
"Sepuluh milyar. " Ucap master itu dengan cengiran tercetak di wajahnya. Ia dengan percaya diri bahwa tawarannya lah yang paling besar dan tidak ada yang sanggup melebihi uang yang ia keluarkan. Pria itu diketahui wakil Perdana Menteri yang di ceritakan ma'am.
"
Apa tidak ada lagi yang menawar? " Tanya MC itu memastikan apa ada yang lebih tinggi dari wakil Perdana Menteri.
"Oke, saya hitung mundur dari tiga. Tiga, dua. Saya tanya lagi, apa ada yang lebih tinggi dari sepuluh milyar? " MC itu memastikan lagi.
Tidak ada yang menjawab. Mereka tidak berani mengeluarkan uang lebih besar dari wakil Perdana Menteri.
"Tidak ada yang menjawab. Baik sa... " Sebelum MC itu mengucapkan kata satu ada salah satu pengunjung mengangkat tangannya.
"Ya, tuan." MC itu menunggu pria itu menawarkan harga.
Jean semakin mengencangkan tangannya. Dan merapatkan matanya serapat mungkin. Ia terlalu takut.
"Tuhan, give please. " Jean merapalkan doa.
"Dua puluh lima milyar." Dominic menawar. Ya Dominic. Sejak awal ia sudah berada di ruangan itu.
Jean terlalu sibuk merapalkan doa sampai ia tidak mengetahui bahwa Dominic lah yang menjadi salah satu master yang menawar nya.
Wakil Perdana Menteri tidak terima ada yang menawar lebih tinggi darinya. Ia pun tidak mau kalah dan kembali meninggikan tawaran pertamanya.
"Lima puluh milyar. " Ucapnya bangga. Dia sangat menginginkan Jean sejak awal bertemu dengan Jean.
"Dua ratus milyar." Dominic meninggikan lebih banyak.
Wakil Perdana Menteri mengepalkan tangannya tidak terima. Ia ingin meninggikan lagi tawarannya, namun ia kembali berpikir ulang. Dengan langkah kesal, wakil Perdana Menteri keluar dari ruangan.
Dari salah satu tempat duduk, ma'am memperhatikan jalannya lelang dengan mata berbinar. Ia benar-benar mendapat jackpot dari Jean. Ia hanya membeli Jean tiga ratus juta dan sekarang ia mendapat untung berpuluh-puluh kali lipat.
"Apa ada yang lebih tinggi? " Tanya MC memastikan lagi.
Tidak ada yang menjawab. Tamu yang hadir berbisik bertanya siapa yang sudah berani membeli seorang jalang dengan harga begitu fantastis.
"Baiklah, lelang di menangkan oleh master nomer tujuh puluh empat. " MC itu menyebut nomer yang sudah di sediakan di semua tempat duduk agar lebih mudah menyebutkan.
Palu pun di ketuk tanda setuju.
"Para master silahkan mendatangi wanitanya. " MC itu meminta para master yang sudah menawar wanita lelang untuk mendatangi wanitanya.
Derap langkah begitu terdengar di telinga Jean. Satu bulir air matanya menetes tanpa di suruh.
"You're mine, Jean Flo. " Kata Dominic menekankan kata miliknya. Tangannya terulur memeluk pinggang kecil Jean.
Jean tersadar, suara berat ini. Suara yang sudah beberapa hari membuatnya selalu mengingat akan dirinya. Suara yang membuat jantungnya berdegup kencang hanya dengan mendengar suara.
Jean pun membuka matanya dan melihat sang empunya suara.
"Kau!! " Mata Jean membolak dengan besar melihat siapa yang membelinya.
"Let's play!! " Ucapnya dengan senyum tercetak di bibir seksinya.
_______________________________