21.

1231 Words

“Di mana Ibumu?” Gabriel menatapku. “Di Medan,” katanya. Dia beralih menatap Juna. “Apa pendapatmu? Terlalu sepi dibandingkan rumahmu? Kupikir kau yang lebih tepat bertanya seperti itu, mengingat rumah Juni tidak ubahnya dengan di sini.” Juna mendengkus. “Yah. Rumahku sangat ramai sampai kepalaku mau pecah karena lima keponakan nakal yang berisik itu.” Gabriel tertawa, dia membuka lebar pintu kamarnya. “Duduklah di mana saja kalian suka. Aku akan membuatkan minum.” Juna mengerling kepadaku, lalu menyusul Gabriel. “Aku akan membantu. Di mana dapurnya?” Dia menarik Gabriel pergi. Kamar Gabriel sangat teratur. Setiap buku tersusun berdasarkan jenis bacaan di rak dekat TV. Selimut dan bantal terlipat rapi di ranjang ukuran king size. Dindingnya berwarna silver dengan deretan foto-foto Ila

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD