Gadis berambut sebahu dengan hidung mancung itu sedari tadi terisak seorang diri. Memandang kedua kakinya yang tidak bisa ia gerakkan. Entah apa yang harus ia lakukan tanpa kedua kakinya itu, ia sesegukan sembari menyeka air matanya kasar. Kedua orang tuanya hanya sesekali datang menjenguk dan itu pun mereka membawa oleh-oleh untuknya berupa rangkuman untuk ia pelajari selama gadis itu tidak masuk sekolah. Gadis bermata sipit itu terlihat menipiskan bibirnya sembari mengerjap pelan membuat sisa cairan pada kedua bola matanya mengalir begitu saja. Suara ketukan pintu dari luar membuat ia buru-buru menyeka air matanya dan menoleh pada sosok yang kini hanya menatapnya dengan senyuman tipisnya. "Gimana keadaan lo?" Gadis itu tak menjawab, hanya membuang muka ke samping berlawanan arah deng