Pemuda jangkung itu tengah merunduk dalam diam dengan tangan yang mengepal pelan diatas kedua pahanya. Entah apa yang ia lakukan tadi, dia juga tidak tahu dorongan darimana ia bisa melakukan k*******n diluar nalarnya itu. Menyesal? Iya, ia sangat menyesalinya. Karena dirinya, ketiga preman tadi hampir kehilangan nyawanya dan kini mereka masuk UGD karena keadaan mereka yang sangat memburuk. Pemuda dengan iris mata cokelat itu sekilas menghela nafas merasa aneh pada dirinya sendiri. Ia menolehkan kepalanya saat melihat sang kembaran tengah melangkah pelan mendekat padanya yang kini tengah duduk di kursi panjang di depan kamar inap dimana kedua orang tuanya sedang dirawat. Azura terlihat membasahi bibir sejenak lalu menyodorkan minuman dingin padanya yang kini menatapnya dengan senyuman