Api itu mulai merambati tubuh Mawar kembali. Rasa sakit yang tak terkira kembali mengular sekujur tubuh Mawar. Asap mulai memasuki liang pernapasan Mawar. Dadanya terasa sesak. Ia butuh bernapas. Ia butuh menghirup udara segar. Ia harus– Mawar tersentak dari tidurnya. Ia meraup udara menggunakan mulutnya. Jantungnya masih berlari kencang alhasil mimpi buruk yang kian menghantui gadis itu. Keringat dingin bercucuran dari pelipis dan punggungnya. Hanya mimpi…. Mengusap keringat pada wajahnya, Mawar berusaha mengatur pernapasannya. Hanya mimpi. Ia melihat jendela kamar yang tertutup gorden beludru di sebelah kanan kamarnya. Sebuah celah menjadi tempat sinar matahari menembus kamar Mawar. Tak lama, suara pintu kamar diketuk terdengar. “Duchess?” panggil seorang di balik pintu itu. Mawar