Part 23 Restu Edyson “Aku mencintainya, Kek.” Pengakuan Daniel yang tegas membuat lelaki tua itu tertawa keras. Amat keras. Semua orang di ruangan itu terheran-heran mendengar tawanya yang membahana di sekeliling ruangan. Ini adalah tawa pertama yang pernah mereka dengar semenjak kematian putrinya, Maria Elizabeth—ibunda Daniel yang bunuh diri tiga puluh tahun silam. Daniel merengut mendengar tawa dari kakeknya. “Jangan bilang kau juga ingin menikah dengannya?” tanya Edyson sambil menahan tawanya. Lelaki tua itu sampai harus mengeluarkan saputangannya dan mengusap airmata yang menetes keluar dari sudut matanya yang penuh keriput. Meski begitu ia masih terlihat tampan dan gagah di usianya yang hampir delapan puluh tahun. “Kalau aku bilang ‘iya’ apa Kakek akan memberiku restu