Part 42 - Aku Alana “Apa kau puas, Alana? Atau haruskah kupanggil kau Selena?” Justin melemparkan pernyataan yang membuat jantungnya membeku seketika. Napasnya tercekat, seolah-olah lelaki itu menyerap habis semua oksigen di ruangan ini. “A-apa maksudmu Justin?” Selena terdiam, memandangi lelaki itu dengan ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat, berusaha keras menyembunyikan rahasianya yang mencekam. Perasaan bersalah menyergapnya. Kebohongan ini terus menghantuinya. Selena terkurung okeh penjara tak kasat mata yang dibangunnya sendiri. Ia mengutuki kontrak sialan itu. Berkat kontrak itu, ia menjadi antagonis menyedihkan. Ia bahkan kehilangan identitasnya sendiri sebagai Selena. “Siapa kau sebenarnya?” tanya Justin lagi menuntut kejujuran darinya. “A-aku ... “ Lagi dan lagi, Selena