148

1158 Words

Semua mata di ruang makan saling pandang. Siapa tamu yang datang pagi -pagi seperti ini. Kalau di dengar dari suaranya cukup asing. "Biar Mamah lihat, siapa tamunya, kalian lanjutkan sarapannya," titah Clara yang baru saja akan berdiri. "Gak. Mamah duduk saja. Biar Papah yang ke depan," titah Rey tegas setelah selesai mengunyah dan meminum air putih untuk melarutkan sisa kunyahan makanan dari dalam mulutnya ke kerongkongan menuju ususnya. Clara mengangguk pasrah menuruti ucapan Rey, suaminya. Tidak ada bantahan apalagi memberontak, lebih baik duduk manis lagi menikmati s**u hamil yang sudah ia buat tadi agar kandungannya semakin sehat dan kuat. Dara dan Lia hanya saling menatap saja. Tentu, tamu itu tidak punya kepentingan dengan mereka. Kedua putrinya dengan santai menikmati nas gore

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD