When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Semua mata di ruang makan saling pandang. Siapa tamu yang datang pagi -pagi seperti ini. Kalau di dengar dari suaranya cukup asing. "Biar Mamah lihat, siapa tamunya, kalian lanjutkan sarapannya," titah Clara yang baru saja akan berdiri. "Gak. Mamah duduk saja. Biar Papah yang ke depan," titah Rey tegas setelah selesai mengunyah dan meminum air putih untuk melarutkan sisa kunyahan makanan dari dalam mulutnya ke kerongkongan menuju ususnya. Clara mengangguk pasrah menuruti ucapan Rey, suaminya. Tidak ada bantahan apalagi memberontak, lebih baik duduk manis lagi menikmati s**u hamil yang sudah ia buat tadi agar kandungannya semakin sehat dan kuat. Dara dan Lia hanya saling menatap saja. Tentu, tamu itu tidak punya kepentingan dengan mereka. Kedua putrinya dengan santai menikmati nas gore