When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Rey sudah keluar dari mobil dan menghampiri Polisi yang berdiri tegak di depan mobil sportnya sambil membawa sempritan. Sampai Rey menghampirinya pun, Polisi itu masih meniup sempritannya beberpa kali. Rey sediki panik. Tahu sendirilah, paling malas berurusan sama Polisi. Padahal UUD, ujung -ujungnya pasti duit. Sebenarnya tidak usah banyak cing cong cukup salam tempel pasti semua beres. Kaum +62 mana ada yanh tidak beres dengan pelicin? Semua itu cuan yang berbicara. Clara menatap aneh pada Polisi itu. Tidak biasanya di jalan itu ada Polisi. Pos Polisi pun tak ada, dan ini bukan jalan pertigaan atau perempatan yang ada lampu lalu lintasnya. Terus, laju mobil Rey pun sangat lambat sekali. Hanya memang Clara tak memakai sabuk pengaman. Alamak!! Sabuk pengaman!! "Dasar Polisi cari -cari