When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Dokter jaga di IGD sedang memeriksa tubuh Lia. Keningnya berkerut lalu menatap wajah Radit yang masih terlihat panik. "Apa yang terjadi? Mulutnya sampai berbusa begitu? Cepat tangani dong, Dok! Jangan diam saja!" ucap Radit semakin geram dan panik sendiri. Pasalnya doketr itu terlihat malah bingung sendiri. "Ini juga sedang di periksa. Sebentar. Anda lebih baik di luar saja membuat konsentrasi saya terganggu saja," ucap dokter itu tegas menyuruh Radit keluar dari bilik pemeriksaan di IGD. "Saya suaminya dok. Apa salahnya saya disini menemani istri saya?" tanya Radit semakin kesal. "Ini masalah nyawa lho. Lihat bibirnya memucat dan mulutnya berbusa!" ucap Radit terus mengoceh penuh kecewa dan emosi. "Tapi keadaan Lia baik -baik saja. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Jantungnya baik