251

1336 Words

Lia mengacak kamarnya dalam keadaan lampu kamar itu mati. Ia snegaja tidak menyalakan lampu kamar itu agar tidak ada pantulan cahya dari bawah pintu sehingga malah mencurigakan tiga lelaki yang sedang asyik main kartu domino dengan tawa yang lepas. "Puas sekali mereka mainnya, kayak gak punya beban. Tapi ... Kenapa Papah bisa terlihat akur samaKak Radit?" tanya Lia di dalam hati sambil mmebuka laci meja belajarnya untuk mencari harta karun yang bisa ia makan untuk mengganjal perutnya. Biasanya Lia memiliki banyak stok kue, cokelat atau roti. "Ekhemmm ... Jangan -jangan Lia emang di prank? Enggak mungkin, Papah dan Kak Radit itu seperti anjing dan kucing, yang selalu mengeong atau menggonggong bila bertemu jadi tidak mungkin tiba -tiba mereka berubah menjadi kelinci manis yang bisa duduk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD