When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Clara sudah berlari jauh menuju ruang Perpustakaan ayng ada di lantai satu bagian ujung. Sedangkan Rey hanya menatap lekat punggung istrinya yang lama -lama menghilang di bagian ujung berbelok masuk ke dalam ruangan. Ia pun melanjutkan ke lantai atas menggunakan tangga darurat menuju ruangan kerjanya. Beberapa kali Rey menatap jam tangan yang ada di pergelangan tangannya untuk melihat waktu yang masih sangat pagi sekali bagi seorang dosen pembimbing. Rey sudah menempelkan kertas kosong antrian yang di tempelkan di depan ruangan. Pagi ini akan di buka jadwal bimbingan pukul sepuluh pagi, dan mahasiswa yang datang di persilahkan menulis nama untuk masuk antrian terlebih dahulu. Firasat Rey memang selalu tepat, Rey di minta oleh dosen senior secara khusus untuk menggantikan posisinya meng