300

1085 Words

Lia menatap Radit dari arah sofa panjang itu. Suaminya telihat sangat sibuk sekali. laptopnya menyala, mejanya penuh dengan berkas dan gagang telepon di ruangan kerjanya juga menempel di telinganya cukup lama. Satu tarikan napas panjang dengan memejamkan kedua matanya cukup membuat hati Lia yang gundah gulana sedikit tenang. Setidaknya Lia tahu bahwa Radit, suaminya itu sibuk bukan mencari kesibukan dan mengabaikan dirinya. Perlahan Lia mendekati meja dan mulai menikmati makanan yang memang di beli Radit untuk Lia. Benar kata Radit, Lia tidak boleh egois. Di perutnya kini tumbuh tiga janin yang harus i rawat dengan baik hingga persalinannya nanti. Dari kejauhan, Radit menatap Lia yang mulai bisa menerima keadaannya sendiri. Radit hanya ingin Lia bisa sedikit mandiri untuk hal -hal kecil.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD