When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lia sangat sennag melihat semua teman satu kelasnya tersenyum dan tertawa bahagia. Dengan memiliki kartu hitam yang berisi saldo tanpa batasitu, ternyata kebahagiaan itu bisa di beli. Ruang kelas sepuluh bahasa sudah pindah memenuhi permainna timezone di mall setelah dua jam pertama tadi mereka habiskan untuk mengisi perut mereka sampai kenyang dengan pilihan makanan yang mereka suka. Tak tanggung -tanggung, Lia harus menggelontorkan uang hampir dua digit untuk membuat perut sekitar tiga puluh orang lebih menjadi kenyang. "Lo yakin semua ini gak berlebihan Lia? Lo udah habis banyak lho ... Habis ini masih mau makan siang lagi. Lo gak takut Pak Radit marah?" tanya Rachel berbisik. Lia dan Rachel sedang duduk di kursi bulat yang ada di dalam ruang permainan itu untuk istirahat setelah lela