When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lio tak kuasa menahan air matanya. Ia keluar dari ruangan itu terlebih dahulu sebelum jasad Zanna di bawa ke ruang jenazah untuk segera di bersihkan dan siap untuk di makamkan. Lio terus berjalan ke arah taman rumah sakit yang berada di tengah -tengah bangunan itu. Sebagai laki -laki yang terkenal kuat dan cuek. Jujur saja Lio kalah denagn perasaan yang ia rasakan saat ini. Rasa cintanya yang harus ia kubur dalam -dalam sebelum mereka bisa bersama. Rasa hancur hatinya kala ia harus melihat gadis yang ia cintai meninggal dan pergi untuk selamanya. Harapannay seperti pupus tapi ada kelegaan di hati Lio yang tak bisa di ungkapkan denagn kata -kata. Langkah Lio terus berjalan menuju kolam air mancur dan berdiri tepat di depan lingkaran kolam itu menatap air jernih yang mancur mengucur ke ata