289

1073 Words

Rachel sudah berbaring di brankar rumah sakit dengan lengan kanan yang sudah tertancap jarum yang siap menyedot darahnya di tampung dalah labuh besar. Ini bukan pertama kalinya Rachel mendonorkan darahnya, hampir beberapa bulan sekali, Rachel mendonorkan darahnya di PMI sesuai anjuran Bundanay yang sebagai Bidan untuk regenerasi sel -sel darahnya. Lagi pula mendonorkan darah untuk orang yang sedang membutuhkan itu pahalanya luar biasa besar. Kalau masalah iming -iming hadiah yang akan di berikan Rdait untuk pendonor, sebenarnya itu bukan alasan yang paling utama untuk Rachel. Lia berjalan dan duduk di samping Rachel. Lia hanya melihat selang itu sudah mengucurkan darah Rachel di kantung darah yang mulai terisi. "Maaf ya, sudah merepotkan kamu, Hel," ucap Lia lirih dengan tatapan sendu.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD