82

1018 Words

Tatapan Rey yang tajam tak akan pernah di lupakan oleh Martin Lubis, sahabat lamanya itu. Pukulan telak yang pernah ia rasakan saat itu juga masih terasa sakitnya di bagian rahang Martin Lubis. darah yang keluar dari sudut bibirnya juga membuat martin Lubis hanya bisa menatap Rey yang terlihat garang dan marah besar saat itu. Ya, itu masa lalu, kejadian yang sudah lama sekali. "Tentu aku ingat smeua itu Rey. Aku tidak ingin mengulang untuk kedua kalinya. Tapi memuji istrimu masih boleh kan?" goda Martin untuk mencairkan suasana yang sedikit tegang. Rey menyipitkan kedua matanya sambil menggigit bibir bawahnya dan menunjukkan kepalan tangannya yang ia pukulkan pada telapak tangan yang lain. "Awas!!" Rey masih menatap tajam ke arah Martin lalu tertawa. Kedua sahabat itu pun kembali berp

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD