When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pagi -pagi sekali Papah tiri Zanna sudah terbangun dan keluar dari kamar. Tapi suasana rumah nampak berbeda dari biasanya. Zanna ynag biasa sudah terbangun atau paling tidak lampu kamarnya sudah menyala ini masih mati total. Papah tirinya sedikit mengabaikan instingnya kali ini, ia kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi untuk putri tirinya yang sedang hamil. Satu jam berlalu, fajar menyingsing sudah mulai memperlihatkan matahari yang mulai muncul menunjukan sinar hangatnya. Zanna masih tetap tidak terbangun. Sarapan pagi sudah siap di meja termasuk s**u hamil untuk putri tirinya itu. Tok ... Tok ... Tok ... "Zanna ... Zanna ... Bangun Nak? Yuk ... Bangun dulu ...," panggil Papah tirinya yang masih mengira Zanna berada di dalam. Baru akan mengetuk pintu kamar Zanna kembali, pon