When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Apa urusannya sama kamu? Kalau emang ini dari Roger kenapa? Bagus kan? Ternyata dia adalah lelaki yang pintar memilih model cincin yang keren," puji Rachel untuk Roger disaat yang tidak tepat. "Hemm ...," Lio hanya berdehem dan menyelesaikan sarapan paginya tanpa menatap Rachel kembali. Kenapa pagi -pagi malah suasananya jadi begini. Untung saja ada Ziel, jadi semuanya agak lebih terobati. Rachel melirik kembali ke arah Lio yang fokus menyelesaiakan sarapan bubur sup dagingnya. Diam -diam Rachel memegang cincinnya dan memutarnya sambil menatap jari manisnya dari jangkauan yang agak jauh. "Berkilau banget sih. Cantik dan pas," puji Rachel kembali yang merasa senang atas pemberian Roger. "Norak!!" ucap Lio pada Rachel. "Dih ... Gak minta saran. Lihat aja ini tuh cakep banget," ucap Ra